Thursday 24 July 2014

5 Success Factors

(Pict by anneahira.com)

Yuk bagi siapa saja, ini ada notes yang saya buat untuk memotivasi teman-teman calon mahasiswa baru melalui media @seputarkampus maupun media lainnya. Ada 5 KUNCI SUKSES yang insyaAllah jika ini diamalkan dan diterapkan maka akan mendapatkan HASIL TERBAIK versinya ALLAH SWT, yaitu:
  1. NIAT yang tulus dan benar
  2. IKHTIAR yang sungguh-sungguh dan 'mentok'. Jadi terus mencoba dengan usaha dan cara yang maksimal. Kalau gagal? Mencoba lagi!
  3. BERDO'A yang ikhlas dan penuh dengan harap
  4. Perbanyak SEDEKAH
  5. TAWAKAL dengan menyerahkan semua keputusan kepada Tuhan Semesta Alam. Apapun ketetapan-Nya, ya itulah HASIL TERBAIK yang diberikan oleh-Nya. Kalaupun ada yang beranggapan hasilnya masih kurang baik/buruk. Ya, itulah hasil yang terbaik dari kemungkinan terburuk. Jadi, tetap qana'ah atas setiap takdir yang diberikan kepada kita.
InsyaAllah, 5 hal tersebut bisa diaplikasikan dalam situasi dan kondisi apapun. Semoga ada manfaatnya

#‎ManJaddaWajada‬ ‪#‎ManShabaraZhafira‬
"Man jadda wajada saja tidak cukup untuk mengarungi lautan hidup, perlu ada kalimat sakti lain, yaitu man shabara zhafira, siapa yang bersabar maka ia akan beruntung".

Wednesday 23 July 2014

Realize Value of Time

(Pict by: timeanddate.com)

To realize the value of ONE YEAR, ask a student who failed a grade.

To realize the value of ONE MONTH, ask a mother who gave birth to a premature baby.

To realize the value of ONE WEEK, ask the editor of a weekly newspaper.

To realize the value of ONE DAY, ask the person who was born on February 29th.

To realize the value of ONE HOUR, ask the lovers who are waiting to meet.

To realize the value of ONE MINUTE, ask a person who missed the train.

To realize the value of ONE SECOND, ask a person who just avoided an accident.

To realize the value of MILLISECOND, ask the person who won a silver medal in the Olympics.


Sumber: Twitter
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya.

Sunday 13 July 2014

Jangan Mendahului Takdir Allah SWT


(Pict by: waspada.co.id)

Dalam proses dan penyelenggaraan pesta demokrasi (Pemilu) yang paling utama gak boleh ngedahuluin takdir Allah Sang Penguasa Jagad Raya lho. Buat siapapun calonnya, klaim menang di quick count boleh, tapi jangan berlebihan (Allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan, apalagi sudah memastikan diri). Masih ingat, Rasul aja pernah ditegur langsung oleh Allah karena saat ada sahabat yang bertanya kepada beliau, beliau langsung menjawab, "besok datang kembali ke sini untuk mengetahui jawabannya". Tapi, ternyata hingga beberapa hari, jawaban dari Allah tak kunjung datang. Dan, Allah SWT pun menegur beliau "Jangan sekali-kali memberikan kepastian tanpa menyebutkan InsyaAllah". *koreksi kalau redaksinya kurang tepat). Yang perlu diingat oleh kita semua, Allah gampang aja tuh mengubah takdir seseorang karena banyak faktor, bisa karena ujub ataupun takabbur. Bisa saja dari sample 2000 TPS-nya ternyata salah sample kan bisa, kenapa salah sample? Karena bisa saja kan ngambil sample di daerah A yang memang banyak didominasi oleh pendukung tersebut. Namanya kerjaannya manusia kan bisa atau bahkan sering salah dan lupa. Kalau Allah udah bilang Kun Faayakun, maka kalau pun seluruh penghuni langit dan bumi bersatu menolaknya, maka gak akan bisa. Prefer, sebagai negarawan yang baik, alangkah lebih elegant dan terhormatnya kalau menunggu hasil akhir (real count). Ingat ini buat siapapun itu!

Nah, emang yang kritis dan mau bersuara gak banyak. Tapi ini amanah rakyat..
Semoga siapapun yang jadi PRESIDEN-nya, kita mendapatkan pemimpin dari cara yang JUJUR dan berintegritas yang akhirnya terpilih sosok pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab demi kesejahteraan sebanyak-banyaknya rakyat dan segenap warga negara.

Ingat! Setelah terpilih BUKAN pesta yang menunggu kalian para pemimpin, tapi amanah dari lebih dari 240 JUTA PENDUDUK INDONESIA. Mungkin, boleh jadi kalian mengabaikan amanah rakyat di dunia, bisa memperjual-belikan keadilan di pengadilan, tapi ingat kehidupan dunia hanya sementara, nanti akan ada pertanggung-jawaban dan LPJ kepada Allah SWT dan Allah adalah SEADIL-ADILnya HAKIM.

Amin amin yaa Rabbal 'alamin..
Allohualam bisshowab..

Salam,
Hamba Allah yang penuh harap agar mendapatkan pemimpin yang AMANAH!

Perlakukan Bulan Istimewa dengan Istimewa


Tepat hari pertama bulan Ramadhan 1435H, saya menghadiri acara Milad Daarut Tauhiid Jakarta yang ke-15 di Masjid Istiqlal Jakarta. Suasana yang terasa sekali dengan nuansa Islam membuat hati ini terasa merinding terlebih ketika mendengar lantunan shalawat dan gema takbir dan juga momentum menyambut bulan suci Ramadhan hari yang pertama.

Pada acara tersebut, hadir banyak Kiai, 'Ulama, hingga tokoh nasional yang membaur jadi satu dalam acara tersebut salah satunya sang tuan rumah, KH. Abdullah Gymnastiar, Ustadz Bachtiar, dan banyak tokoh lainnya. Dalam kesempatan tersebut, banyak acara yang dilakukan, salah satunya adalah tausyiah singkat yang disajikan oleh Aa Gym. Di sini, saya akan share beberapa point penting yang disampaikan pada saat itu.

Aa Gym menyampaikan, alhamdulillah, umur kita telah disampaikan oleh Allah SWT dengan bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh kemulian, yaitu bulan suci Ramadhan. Oleh karena bulan ini merupakan bulan yang istmewa, kita sebagai hamba Allah juga harus melakukan sesuatunya dengan istimewa. Maksudnya? Ketika kita melakukan suatu kebaikan, lalukanlah dengan cara dan perlakuan yang istimewa. Ada beberapa hal yang saya kutip dari apa yang disampaikan beliau terkait bagaimana kita menyikapi bulan istimewa dan mulia ini dengan perlakuan yang istimewa, yaitu:
  1. Jadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan perlombaan dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Ya, Aa Gym menggambarkan bahwa jika kita melakukan sesuatu dengan berkompetisi atau berlomba, maka hasilnya akan jauh lebih baik. Sebagai contoh, ketika kita berlari dengan lomba berlari, cepat mana? Ketika kita makan kerupuk dengan lomba makan kerupuk, lebih cepat mana? Pasti akan lebih cepat ketika kita ikut dalam suatu perlombaan. Oleh karenanya, jika sikap ini dapat diterapkan dalam hal ibadah dan muamalah, maka hasilnya akan jauh lebih baik. Aa Gym mencontohkan, jika kita hendak menyumbangkan baju bekas kepada seseorang/komunitas yang membutuhkan, bisa saja, setelah kita pakai langsung diberikan. Namun, alangkah lebih baiknya jika baju tersebut kita cuci terlebih dahulu, kita seterika, kita kasih parfum, dan diberikan plastik agar terlihat rapi, pasti hasilnya akan jauh lebih baik sehingga siapa saja yang akan menerimanya akan merasa lebih senang. Dan, banyak lagi contoh lainnya.
  2. Berbuat amal kebaikan tidak perlu banyak berpikir. Ya, dalam hal berbuat baik, beramal, bersedekah atau dalam bentuk kebaikan lainnya, kita tidak perlu banyak mikir. Langsung saja action! Ya, percayalah bahwa apa yang kita kerjakan pasti dilihat oleh Allah dan pasti akan mendapatkan ganjarannya meskipun hanya sebesar biji dzarrah pun kebaikan yang kita lakukan. Sebagai contoh, misal kita saat ke kamar mandi atau di manapun berada melihat kecoa yang terlentang (Hewan yang akan mati jika posisi terlentang). Yuk, langsung bantu kecoa itu agar bisa berdiri lagi atau membalik badannya lagi. Saat kita berada di jalan dan ada kucing yang kelihatan lapar, kita bisa membelikan makanan untuk diberikan kepada kucing tersebut. Kedua contoh kondisi tersebut merupakan peluang rezeki/amal yang diberikan Allah kepada kita. Kenapa demikian? Karena pasti tidak setiap hari kan kita melihat kecoa telungkup/terlentang? Atau melihat kucing yang sangat lemas karena sangat lapar atau haus. Makanya, bantu! Hal lainnya, bisa dengan memindahkan atau meminggirkan sesuatu apapun yang ada di jalan yang dapat menghalangi pengguna jalan. Meskipun tidak ada seorang pun yang melihat, tapi yakinlah Allah melihatnya.
  3. Bulan momentum putus harapan kepada manusia. Ya, saat kita melakukan kebaikan apapun, niatkanlah setulus mungkin hanya mengharap ridlo Allah SWT. Kalau kita hanya mengharap penghargaan dari sesama makhluk, tidak akan ada artinya. Ketika kita berbuat baik, tapi orang lain menganggap kita salah atau tidak menghargai kita, tidak apa-apa. Toh, niat kita berbuat baik karena mengharap rahmat dan ridlo Allah. Tapi, kalau kita semata-mata hanya mengharap penghargaan dari manusia, maka jika mereka tidak menghargai kita, bisa jadi kita akan marah, jengkel, atau enggan melakukan pekerjaan itu lagi. So, yuk saatnya memutus pengharapan kita kepada manusia, cukup gantungkan semuanya kepada Allah Yang Maha Menciptakan kerajaan langit dan bumi.
  4. 'm remembering things :D *agak lupa point terakhirnya*

Belajar dari Merawat Ayam


(Terharu) Lihat adek ngerawat anak ayam mulai dari kecil hingga segede ini. Ayam warna-warni yang sekitar empat bulan lalu dibeli dengan harga Rp10.000 sebanyak 2 ekor ini, kini sudah jadi ayam 'dewasa'. Inilah bedanya ayam potong yang dalam tiga minggu aja udah gede dibandingkan dengan ayam potong yang sama, tapi tanpa obat-obatan, tanpa suplemen, jadinya udah kayak ayam kampung. Kenapa terharu? Karena merawat ayam itu gak gampang lho, apalagi barusan lihat sendiri, si adek yang baru duduk di kelas 5 SD tiap pagi dan sore ngasih makan dan ngeluar masukin ayam dari kandang.

Barusan ditanya,
"Dek, lah waktu ayamnya masih kecil gimana? Apa gak mati kedinginan?"

"Oh, sama adek ditaruh di kardus mas, dikasih penghangat kain", jawabnya dengan yakin.

Tetiba dalam hati.. #Subhanallah

Mungkin ada yang beranggapan, lah biasa aja pelihara ayam. Eits, jangan salah, banyak pelajaran berharga lho dari memelihara ayam mulai dari anakan sampe dewasa. Contoh juga kenapa memelihara binatang penting, karena kita menghargai, merawat, dan melindungi ciptaan Alloh. Berdasarkan pengetahuan yang saya dapat, hampir semua Nabi itu pernah mengembala binatang ternak lho (koreksi jika saya salah). Pun juga demikian dengan mengembala banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik hikmahnya, mulai dari melatih kerja keras, kemauan, mengayomi, hingga yang terberat melatih kesabaran.

Aakhirnya, semoga saya khususnya maupun kita semua dapat mengambil hikmahnya.

Kalibaru, 12 Juli 2014