Wednesday 9 April 2014

Belajar dari Efektivitas Tempat Wudhu



Hari ini, 8 April 2014, saya baru pulang dari acara kelurga di Cipinang melalui rute Cawang-Cijantung-Pal-Kelapa Dua. Melihat jam telah menunjukkan pukul 18.40 dan belum melaksanakan shalat Maghrib, saya memutuskan untuk mencari masjid terlebih dahulu di sekitar Pal sebelum melanjutkan perjalanan. Di Pal, memang tak banyak masjid yang mudah terlihat di pinggir jalan sehingga mau tak mau saya pun harus bertanya pada warga sekitar. Saat itu, saya bertanya pada tukang ojek dan tukang ojek tersebut menginformasikan beberapa alternatif masjid terdekat, mulai dari mushalla di pemukiman warga hingga masjid di salah satu pabrik baterai. "Pak, maaf, numpang tanya. Kalau masjid atau mushalla di deket sini, di mana, ya Pak?", tanya saya kepada tukang ojek tersebut. "Di sana (sambil menunjuk gang) ada mushalla, mas, tapi lumayan jauh. Ehm, kalau nggak, mas ke masjid pabrik Eveready aja. Tinggal lurus dan belok kanan. Ntar, kalau ditanya ama satpamnya, bilang aja mau shalat", jawab tukang ojek. Setelah mengucap terima kasih, saya pun bergegas menuju masjid pabrik yang dimaksud.

Lokasi masjid yang tak tampak jelas dari jalan raya memang berada di area pabrik baterai Eveready. Jadi, saya pun harus melewati jalan setapak menuju masjid di area pabrik. Setibanya di sana, sekilas tak ada yang berbeda dan istimewa dengan kebanyakan masjid pada umumnya. Namun, ketika menuju tempat wudhu, tiba-tiba, saya terdiam sejenak melihat hal yang tak biasa. Ya, memang, tempat wudhu ini tak semewah tempat wudhu di Masjid Pasaraya Grande Blok M, tak sebesar tempat wudhu Masjid Istiqlal, namun tempat wudhu ini tampak berbeda dan ini merupakan kali pertama saya melihat tempat wudhu seperti ini.

Ya, tempat wudhu yang biasa, namun syarat makna dan manfaat. Mengapa demikian? Biasanya, air wudhu yang kita gunakan, langsung saja terbuang begitu saja menuju pembuangan akhir. Namun, pada tempat wudhu ini, air tak langsung mengalir begitu saja dengan terbuang sia-sia, tetapi air yang keluar dari kran menuju suatu wadah (corong dan pipa) yang entah menuju ke mana. Tapi dari hal ini, terbersit dalam pikiran bahwa air wudhu ini dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Air wudhu ini dapat digunakan kembali, entah untuk menyiram tanaman, mencuci mobil dan motor, membersihkan alat-alat berat pabrik, hingga bentuk pemanfaatan lainnya.

Belajar dari tempat wudhu ini, kita juga dapat mengoptimalkan dan mengefektifkan seluruh fasilitas yang biasa kita gunakan agar lebih besar dan luas lagi manfaatnya. Ya, belajarlah dari optimalisasi tempat wudhu masjid ini agar kita tidak membuang rezeki dan sumber daya dari Allah dengan sia-sia (mubadzir) begitu saja (FY).

Sunday 6 April 2014

Tuhan, Takdir, dan Syaitan

Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab tiga pertanyaannya. Akhirnya, sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana. Dalam perakapan di bawah ini, Pemuda akan dinotasikan dengan P sementara Bijaksana dengan huruf B.

P : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
B : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya, saya akan menjawab pertanyaan Anda.
P : Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
P : Saya punya tiga buah pertanyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya!
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syaitan diciptakan dari api, lalu kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api juga? Tentu tidak menyakitkan buat syaitan sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berpikir sejauh itu?

Tiba-tiba, sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.
P : (Sambil menahan sakit) Kenapa Anda marah kepada saya?
B : Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban saya atas tiga buah pertanyaan yang Anda ajukan.
P : Saya sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi, Anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!
P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujud-Nya.
B : Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikirkan oleh Anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan takdir.
B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar Anda?
P : Kulit.
B : Terbuat dari apa pipi Anda?
P : Kulit.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit.
B : Walaupun syitan dan neraka sama-sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat yang menyakitkan untuk syitan.

Semoga kita dapat memetik hikmah dari percakapan singkat di atas.



Sumber: Facebook (dengan bahasa yang disesuaikan)
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya.

Nasehat Simbah tentang Sebuah Perjalanan

[Based on True Story]
Nasehat Simbah tentang Sebuah Perjalanan
Jember, Oktober 2013


Siang itu, Mas mengajakku berkunjung ke rumah Adik Mbah Uti. "Kita ke rumah Mbah Sis, ya Sayang.." Spontan, feeling excited. Mbah Sis adalah sosok simbah yang murah senyum, santun, dan sederhana. Ini akan menjadi pertemuan yang ketiga kalinya antara saya dengan beliau. Dua pertemuan sebelumnya saat walimah di Wonosobo dan Jember. Di moment itu, beliau memberikan banyak ilmu dan nasihat. Hingga saat ini, kata-kata beliau masih saya pegang dalam menjalani peran sebagai istri yang [selalu berusaha] shalihah. Kali ini pun saya yakin, Mbah akan kembali membekali kami dengan segudang ilmu lainnya.

Dan ternyata benar! Di rumah mungil itu, kami tidak hanya disuguhi dengan lezatnya empal, tetapi juga disuguhi cerita yang begitu sarat makna.

"Nak Zain, Vika.. Menikah itu ibarat berlayar menuju ke sebuah pulau. Sebelum menikah, kalian hanya bermain-main di pantai. Kalian tidak berhak menaiki kapal meskipun ia ada di hadapan kalian. Setelah janji suci terucap, langit bergetar, dan barulah Allah mengizinkan kalian menaiki kapal itu."

Beliau menghentikan kata-katanya, lalu menatapku.
"Nak, di kapal ini, suami adalah Nahkodamu. Dan kau, istri, adalah penumpang yang harus setia menemani sang Nahkoda."

Beliau berganti menatap kami berdua dan melanjutkan kata-katanya.
"Di awal perjalanan kalian hanya akan menerjang ombak-ombak kecil. Tidak sulit untuk lolos dari ombak-ombak itu. Akan tetapi, semakin kalian jauh dari pantai, maka akan semakin besar pula ombak yang harus kalian terjang. Bahkan badai pun siap menghajar kapal kalian!" Di sinilah kelihaian nahkoda diuji. Seberapa handal ia menyelamatkan keluarganya dari terjangan ombak dan badai yang tak jarang memporak-porandakan kapal. Di tengah hantaman itu, nahkoda harus mendapatkan dukungan penuh dari penumpangnya. Jangan jadi penumpang yang bawel, banyak protes! Tenang, sabar, dan qanaah.."

"Nak Zain, Vika. Untuk menghadapi masa-masa sulit itu, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dengan Shalat dan Al-Qur'an. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan, 'Hiasilah rumah-rumah kalian dengan Shalat dan bacaan Al-Qur'an.' Jangan tinggalkan shalat! Jangan tinggalkan Al-Qur'an! InsyaAllah sebesar apapun ujiannya, rumah tangga kalian akan selamat."

Cerita sederhana ini menghanyutkan kami. Seolah saat ini, kami sudah berada di atas kapal, mulai berlayar, dan semakin menjauh dari garis pantai. Entah sebesar apa ombak di depan sana. Entah seberapa kencang badai yang akan menerjang dan seberapa lama kami akan terus berada di atas kapal ini. Semua itu masih menjadi rahasia Illahi yang hanya akan terbuka saat 'masa' itu tiba. Kami berdiri menatap lautan luas, ketenangan ini hanya sementara, ujian pasti akan datang, dan syaitan siap memporak-porandakan kita. Tangan kami bergenggam erat, menyatukan tujuan dan harap. Jika ketenangan ini hanya sementara, maka ombak dan badai pun bukan sesuatu yang abadi!

Sambil meraih pundakku ia bertanya, "Kau siap, Sayang?"
Ku raih tangannya dan ku jawab,"InsyaAllah, Mas."

---
Terimakasih, Mbah. InsyaAllah akan selalu kami ingat pesan-pesan ini dan emoga juga bermanfaat bagi semuanya!



Sumber: Notes Facebook Vika Budi R (dengan bahasa yang disesuaikan)

Saturday 5 April 2014

Lyrics: Robbahu inna Munaya

هذه القصيده رباه إن مناي
Qosidah Sholawat: Robbahu inna Munaya

رباه إن منای  ۞  أن تستقيم خطاي
ثم اصيرا  ۞  نارا ونورا
يارباه  يارباه
Robbâhu inna munâya ۞ An tastaqîma khuthôya
Tsumma ashîrô ۞ Nâron wa nûron
Yâ Robbâh, Yâ Robbâh

گيف أضل دربی  ۞  مادمت أنت ربی
وأنت عندی  ۞  نوری وقصدی
يارب يارحمن
Kaifa adlillu darbî ۞ Mâ dumta anta robbî
Wa anta ‘indî ۞ Nûrî wa qoshdî
Yâ Robbu, Yâ Rohmân

ماأسعد الإنسان  ۞  إن عاش للقرأن
هيا صديقی  ۞  فذا طريقی
هيا إلی الإيمان
Mâ as’adal insân ۞ in ‘âsya lilqur-ân
Hayâ shodîqî ۞ Fadzâ thorîqî
Hay ilâl Îmân

Pemuda, Lamaranmu Aku Tolak!

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya. Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah. Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain; ayah sang perempuan. Dan ini merupakan tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya.

Maka, di suatu pagi, di ruang tamu sebuah rumah, seorang lelaki muda menghadap seorang lelaki setengah baya, untuk ‘merebut’ sang perempuan muda dari sisinya.

“Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?” tanya sang setengah baya.
“Iya, Pak,” jawab sang muda.
“Engkau telah mengenalnya dalam-dalam?” tanya sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan.
“Ya Pak, sangat mengenalnya,” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.
“Lamaranmu ku tolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengizinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!” balas sang setengah baya.
Si pemuda tergagap, “Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu.”
“Lamaranmu ku tolak. Itu serasa ‘membeli kucing dalam karung’ kan. Aku tak mau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya. Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?” balas sang setengah baya, keras.

Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki muda. Bisiknya, “Ayah, dia dulu aktivis lho.”

“Kamu dulu aktivis ya?” tanya sang setengah baya.
“Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus,” jawab sang muda, percaya diri.
“Lamaranmu ku tolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo rumahku ini kan?”
“Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh berangkat.”
“Lamaranmu ku tolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?”

Sang perempuan membisik lagi, membantu, “Ayah, dia pinter lho.”

“Kamu lulusan mana?”
“Saya lulusan Teknik Elektro UGM, Pak. UGM itu salah satu kampus terbaik di Indonesia lho Pak.”
“Lamaranmu ku tolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?”
“Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IP-nya juga cuma dua koma Pak.”
“Lha, lamaranmu ya ku tolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?”

Bisikan itu datang lagi, “Ayah dia sudah bekerja lho.”

“Jadi kamu sudah bekerja?”
“Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatera jualan produk saya, Pak.”
“Lamaranmu ku tolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu nggak bakal sempat memerhatikan keluargamu.”
“Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak terlalu laku.”
“Lamaranmu tetap ku tolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau kerja saja nggak becus begitu?”

Bisikan kembali, “Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya.”

“Rencananya maharmu apa?”
“Seperangkat alat shalat, Pak.”
“Lamaran mu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf.”
“Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang lima puluh juta, Pak.”
“Lamaranmu ku tolak. Kau pikir aku itu matre dan menukar anakku dengan uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku.”

Bisikan, “Dia jago IT lho Pak”

“Kamu bisa apa itu, internet?”
“Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak saya nge-net.”
“Lamaranmu ku tolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata.”
“Tapi saya ngenet cuma ngecek email saja kok Pak.”
“Lamaranmu ku tolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter, Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu.”

Bisikan, “Tapi Ayah..”

“Kamu ke sini tadi naik apa?”
“Mobil Pak.”
“Lamaranmu ku tolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya Riya’. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik.
“Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir”
“Lamaranmu ku tolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?”

Bisikan, “Ayahh..”

“Kamu merasa ganteng, ya?”
“Nggak Pak. Biasa saja kok”
“Lamaranmu ku tolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini.”
“Tapi Pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak.”
“Lamaranmu ku tolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!”

Sang perempuan kini berkaca-kaca, “Ayah, tak bisakah engkau tanyakan soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?”

Sang setengah baya menatap wajah sang anak dan berganti menatap sang muda yang sudah menyerah pasrah.
“Nak, apa adakah yang engkau hafal dari Al Qur’an dan Hadits?”
Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga. Pun pada pokok soal ini, ia menyerah, jawabnya, “Pak, dari tiga puluh juz, saya cuma hafal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja. Hadits-pun cuma dari Arba’in yang terpendek pula.”

Sang setengah baya tersenyum, “Lamaranmu kuterima anak muda. Itu cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja pun, aku masih tertatih.”

Mata sang muda ikut berkaca-kaca.

---

Semoga kita dapat mengambil hikmah atas percakapan singkat antara seorang pemuda dan sang ayah di atas dalam menentukan pasangan hidup sebagaimana yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Abu Hurairah – rhadiyallahu anhu – dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung, (jika tidak, semoga kau) menjadi miskin”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tidak ada hal yang paling bermanfaat bagi seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah selain wanita shalihah, jika diperintah, ia menaatinya, jika dipandang, ia membuatnya bahagia/senang, jika bersumpah, ia memenuhi sumpahnya, jika ditinggal suaminya, ia menjaga diri dan harta suaminya.



Sumber: Facebook, Manajemen Mentoring Milist (dengan bahasa yang disesuaikan serta penambahan point kesimpulan)
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya.

Memahami Keluarga Sakinah

Catatan Kajian Keluarga Bulanan Masjid Universitas Indonesia
Kamis, 3 April 2014

"Memahami Keluarga Sakinah"
by: Bu Ery Soekresno

Pahami perbedaan psikologis antara laki-laki dan perempuan, yaitu:
LAKI-LAKI
1. Memiliki keinginan untuk belajar dan mengubah diri menjadi lebih baik dibandingkan perempuan
2. Lebih stabil pola emosinya
3. Memiliki standar lebih tinggi
4. Senang humor dan bercanda
5. Membutuhkan tantangan lebih besar
6. Lebih mudah bosan
7. Lebih mudah bahagia

PEREMPUAN
1. Cenderung egois
2. Mudah berkata jujur
3. Cenderung menyimpan perasaannya

Setiap keluarga yang dibangun mendambakan keluarga yang sakinah. Keluarga sakinah yakni setiap anggota keluarga merasa aman, penuh kasih sayang, dan terpenting dirahmati oleh Allah.

Hal ini penting karena:
1. Menggenapkan separuh agama
2. Menjaga keimanan
3. Jalan masuk surga
4. Dasar berjamaah

Ciri-ciri keluarga sakinah terdapat 4 hal yang menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga:
1. Suami atau istri yg setia
2. Anak-anak yang berbakti
3. Lingkungan sosial yang sehat
4. Dekat rezekinya (mudah berbagi)

Ciri lainnya:
- Cenderung pada agama
- Yang muda hormat pada yang lebih tua, sementara yang tua sayang pada yang lebih muda
- Sederhana dalam belanja
- Lemah lembut dalam bergaul
- QS Al-Baqarah: 187 (suami/istri adalah pakaian bagi pasangannya)
- Pergaulan suami-istri dengan cara yang ma'ruf
- Pasutri melaksanakan peran masing-masing karena Allah
- Semua anggota keluarga beriman dan bertaqwa kepada Allah, menyelesaikan permasalahan kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah
- Rezeki bersih dari yang haram

Tantangan hari ini:
1. Pola hidup modern
2. Khawatir ditertawakan oleh golongan fujaro dan malu disebut sebagai golongan abror

Kiat menuju keluarga sakinah:
1. Mulai dari mencari pasangan yang shalih atau shalihah, taat kepada perintah Allah dan sunnah Rasulullah.
2. Pilih pasangan yang memiliki keutamaan iman dan taqwa
3. Niat menikah untuk ibadah kepada Allah
4. Pasutri menjalankan kewajiban dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah kepada Allah
5. Memahami kekurangan dan kelebihan pasangan, menghargai serta saling melengkapi
6. Mohon pada Allah agar menjadi keluarga samaraba
7. Jalan-jalan ke tempat bersejarah Islam untuk tingkatkan kecintaan pada Islam
8. Ketika menghadapi masalah, selalu memohon perlindungan kepada Allah dan selesaikan dengan jalan musyawarah (QS Al-Imron: 159)

Perempuan, sebelum menikah perlu siapkan diri sebagai istri dan ibu karena perempuan adalah kunci membangun peradaban.

Indonesia sampai saat ini adalah fatherless country, kurang optimalnya peran bapak, "ada tapi tiada". Jadi, bagi laki-laki, persiapkan diri agar menjadi ayah yang baik.



Sumber: WhatsApp Group

Thursday 3 April 2014

Indonesia Goes to ASEAN Economic Community (AEC) 2015

#DiskusiEkonomi WMI Chapter 1 "Indonesia Goes to ASEAN Economic Community (AEC) 2015" bersama Fachri Ya'qub (Founder and CEO SeputarKampus.com) | Warung Pasta, Depok

Depok (6/9/2013) - Perekonomian dunia kini tengah dilanda gejolak yang amat mengkhawatirkan, seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa negara-negara di belahan benua Eropa sedang mengalami krisis global, dan beberapa negara di benua Amerika pun mengalami hal yang sama. Oleh karenanya, ujung perekonomian akan bergeser ke wilayah Asia, dan harus dihadapi demi keberlangsungan ekonomi dunia. Kebijakan negara di kawasan Asia Tenggara untuk mempersiapkan diri memegang kekuasaan ekonomi dunia adalah dengan membentuk program AEC. Terbesit impian untuk mengintegrasikan negara regional ASEAN layaknya Uni Eropa, maka ASEAN juga harus cerdas dalam menentukan sikap dan langkah ke depan. Mengingat Uni Eropa sedang ada dalam krisis akut dan seakan skema yang telah mereka rancang selama puluhan tahun runtuh seketika.

Derap langkah negara di kawasan Asia Tenggara mulai berpadu mempersiapkan agenda besar di tahun 2015 nanti. ASEAN Economic Community (AEC) merupakan usaha bersama untuk menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur dan memiliki daya saing tinggi, pembangunan ekonomi yang merata dan mengurangi kemiskinan serta kesenjangan sosial-ekonomi. ASEAN tiga tahun ke depan dibayangkan sebagai suatu kawasan yang telah terintegrasi total layaknya Uni Eropa saat ini. Tujuan dibentuknya AEC 2015 semata-mata untuk mengakomodasi kepentingan negara-negara di kawasan ASEAN, sedangkan perdagangan yang terjadi antara negara anggota ASEAN saat ini masih belum efektif dengan adanya non- tariff barriers. ASEAN perlu menerapkan peraturan bebas non-tariff barriers.


Growth Rates in the ASEAN Region

Untuk mewujudkan semua itu dibuatlah AEC Blueprint sebagai pedoman bagi Negara-negara anggota ASEAN mencapai target 2015. Menurut Djali Gafur seorang peneliti pada Cakrawala Institute (Center for Fair Development Studies-Pusat Studi untuk Keadilan Pembangunan), AEC Blueprint memiliki empat kerangka kerja utama yaitu, pertama, ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. Kedua, ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerce. Ketiga, ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata, dengan elemen pembangunan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam). Keempat, ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. Dari ke empat pilar tersebut, saat ini pilar pertama yang masih menjadi perhatian ASEAN.

Fachri Ya'qub (MAPRES Kewirausahaan FEUI 2013) berbagi ilmu seputar AEC ke Wiratif Muda Indonesia

Dalam waktu dekat ini, Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapi ASEAN Economic Community 2015. Indonesia tidak boleh hanya menjadi potential market, tetapi juga harus mampu berperan aktif dan memanfaatkan kerja sama ini. Sayangnya, Indonesia belum memiliki bargaining position yang cukup berpengaruh di dunia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kompetensi dan kemampuan berbahasa Inggris. Padahal di zaman kompetisi dan ekonomi global ini, kemampuan berbahasa Inggris adalah prioritas utama untuk bermatapencaharian. Selain itu, fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa jumlah presentase kelulusan sarjana masih sebesar 2.1% dan sekitar 27% penduduk di negeri ini masih buta huruf.  "Oleh karena itu, orang Indonesia jika ingin maju maka pola pikirnya harus diarahkan ke visi masa depan. Tiga hal yang harus dipersiapkan Indonesia untuk menuju ASEAN Economic Community 2015, antara lain: Education, Language, dan Work Culture", ungkap Fachri. Dengan demikian, marilah kita cerdaskan kehidupan bangsa, kuatkan kemampuan berbahasa, dan kembangkan produk lokal berdaya saing global (maf).


*Terima kasih atas kehadiran rekan-rekan semua pada diskusi malam ini. Tulisan ini dikutip dari berbagai sumber dengan harapan bisa saling berbagi informasi terkait persiapan Indonesia menuju AEC 2015. Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat dan sampai jumpa minggu depan.

Depok, 6 September 2013

I'm Wiratif Muda ID
Follow us @WiratifMuda
Like page us Wiratif Muda Indonesia

Indahnya Hidup Jika Kita Memaknai Setiap Kejadian dengan Bijak dan Penuh Syukur

Berikut terdapat beberapa hal atau kondisi yang jika kita bisa memikirkannya dengan bijak, maka kita akan mampu mengarungi kehidupan ini dengan penuh makna dan luar biasa!
  • Mendengar istri mengomel di rumah, berarti aku masih punya keluarga.
  • Mendengar suami masih ngorok di sebelahku berarti aku masih punya suami.
  • Mendengar ayah dan ibu menegurku dengan tegas berarti aku masih punya orang tua.
  • Merasa lelah dan pegal linu setiap sore, itu berarti aku mampu bekerja keras.
  • Membersihkan piring dan gelas kotor setelah menerima tamu di rumah, itu berarti aku punya teman.
  • Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku makan cukup.
  • Mencuci dan menyetrika tumpukan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.
  • Membersihkan halaman rumah, jendela, memperbaiki talang dan selokan air, itu berarti aku memiliki tempat tinggal.
  • Mendapatkan banyak tugas yang merepotkan, itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.
  • Mendapatkan rekan kerja/bisnis yang mengesalkan menandakan karier/bisnis ku masih bergerak dan hidup.
  • Mendapatkan banyak komplain dari customer kita, itu menandakan bahwa customer kita masih ada, masih loyal, dan menginginkan kita menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
  • Mendengar nyanyian suara yang fals, itu berarti kita masih bisa mendengar.
  • Mendengar bunyi alarm di waktu shubuh, itu berarti aku masih hidup.

Akhirnya banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari. Berhentilah mengeluh dan mulailah untuk selalu bersyukur dan berpikiran positif di setiap kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Bersyukur dalam setiap keadaan meski tak ada alasan untuk bersyukur sekalipun.



Sumber: WhatsApp Group
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya.

Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional

Hasil Diskusi Grup Sharee 1
Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional

Pertanyaan:
Tentang hukum Asuransi Syariah?
Apa bedanya Takaful Syariah dengan Prudensial Syariah?

Jawaban:
Bismillah. Kalau berdasarkan diskusi di atas, Mas Ican mengilustrasikan dengan konsep akad nikah. Kalau dalam resume ini saya mengilustrasikan dengan konsep potong ayam saja.

Ibarat ada 2 orang yang ke restoran ayam siap saji. Di counter 1, ayam dipotong dengan ucapan "bismillah" sementara di counter 2, ayam langsung dipotong saja. Outputnya sama. Sama-sama jadi ayam crispy dengan bumbu yang sama. Rasanya juga sama enaknya. Tapi karena proses yang berbeda di awal, itulah yang menjadi perbedaan yang fundamental. Garis halal dan haram ada di dalam akad itu. Kalau di akad nikah, menjadi halal memegang tangan lawan jenis yang bukan mahram, asal sudah ada lafadz "Ankahtu nikahaha bla bla bla..", kalau di restoran ayam, menjadi halal ayam yang dimakan, asal dipotong dengan lafadz basmallah.

Sederhana tapi penting.
Dalam fatwa DSN-MUI No.21 Tahun 2001. Akad dalam asuransi syariah adalah akad tolong menolong (ta'awun).

Dari sisi manajemen, dana yang terkumpul di asuransi konvensional menjadi milik perusahaan (masuk ke dalam Cost of Insurance, COI) sedangkan dana yang terkumpul di asuransi syariah menjadi milik nasabah dan dikelola dalam rekening terpisah. Dalam asuransi syariah, dana (premi nasabah) di bagi dalam dua rekening, dana tabarru' dan dana tabungan.

Ilustrasinya begini:
1. Dalam asuransi konvensional, premi nasabah langsung masuk ke rekening perusahaan. Nanti jika ada nasabah yang klaim, uang diambil dari rekening itu.
2. Di asuransi syariah, saat nasabah membayar uang premi, perusahaan asuransi langsung membaginya dalam dua rekening. Pertama di rekening tabarru'. Uang di rekening itu dipakai untuk uang ta'awun (saling tolong menolong sesama nasabah asuransi jika ada yang klaim). Kedua, uang nasabah digunakan untuk tabungan nasabah sendiri. Nanti akan dikembalikan jika tenggang waktu asuransi sudah habis.

Nah, terus kalau klaim nasabah lebih besar dari uang di rekening tabarru' bagaimana?
Perusahaan asuransi syariah wajib meminjamkan uang perusahaan untuk dana tabarru' nasabah tanpa bunga.

Nah, terus nanti dari mana perusahaan asuransi syariah mendapat pemasukan? Asuransi syariah mendapat pemasukan dari ujroh (komisi) dari jasa pengelolaan dana nasabah.

Lalu, kenapa sih uang yang kita setorkan ke dalam perusahaan asuransi, tidak bisa kita terima full saat periode waktu asuransi kita sudah habis dan kita tidak ada klaim?
Seperti yang diketahui, bahwa akad yang dipakai adalah akad ta'awun (tolong menolong). Perusahaan asuransi itu menghimpun dana para nasabah untuk membantu sesama nasabah lain jika terkena musibah. Makanya, jarang ada asuransi yang mengembalikan secara utuh uang nasabah jika sudah sampai jangka waktu asuransi yg disepakati dan tidak ada klaim.

Nah selain akad, pengelolaan dana, cara pembayaran klaim yang berbeda, pengambilan keuntungan perusahaan serta kepemilikan dana nasabah, ada lagi yang membedakan antara perusahaan asuransi konvensional dan syariah.

Badan Pengawas, dalam hal ini, perusahaan asuransi harus memiliki Dewan Pengawas Syariah untuk mengawasi tata kelola perusahaan. Apakah sudah sesuai dengan prinsip ekonomi Islam atau tidak? Sedangkan perusahaan asuransi konvensional tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah.

Kemudian dari segi penempatan investasi saham juga jelas berbeda. Perusahaan asuransi konvensional bebas menentukan di mana mereka ingin menempatkan investasi di instrumen saham atau surat berharga. Sedangkan, perusahaan asuransi syariah harus menempatkan sahamnya di saham yang terdapat dalam list JII (Jakarta Islamic Index), DES (Daftar Efek Syariah) atau Sukuk, jika menempatkan investasi ke dalam instrumen surat berharga.

Apa perbedaan Takaful denga Prudential?
Spesifikasi produknya beda dan Perhitungan UP (Uang Pertanggungan) juga bisa berbeda. Bisa langsung bertanya ke bagian customer service masing-masing perusahaan.

Sebelum jadi nasabah asuransi pahami dulu dua hal tersebut dan perjanjian dalam polis. Ingat, asuransi seperti payung. Kita tidak pernah tahu kapan hujan turun. Tapi kalau sudah menbawa payung, jadi tidak kehujanan. Dan pastikan payung yang kita siapkan sesuai dengan bentuk badan kita. Jangan sampai kekecilan, begitu juga dengan asuransi. Cari asuransi yang sesuai dengan kebutuhan kita dengan mencari tahu terlebih dahulu spesifikasi produk, uang pertanggungan nasabah, dan isi perjanjian polis.

Semoga bermanfaat.



Sumber: WhatsApp Group SHAREE

Teruntuk Anakku Tercinta

Berikut ada sepenggal percakapan antara seorang ayah dan putra(i)nya. Semoga para ayah (calon ayah) dapat mengambil hikmahnya.

  • Anak : "Ayah, ayah temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang, maksudnya supaya nyamuk itu tidak akan menggigit anaknya. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama?"
  • Ayah : "Tidak, Nak.. Tetapi ayah akan mengusir nyamuk sepanjang malam supaya tidak menggigit siapapun!"
  • Anak : "Oiya ayah, aku pernah membaca cerita tentang seorang Ayah yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan sampai kenyang. Apakah ayah akan melakukan hal yang sama?"
  • Ayah : "Tidak, Nak.. Ayah akan bekerja sekuat tenaga supaya kita semua bisa makan dengan kenyang dan kamu tidak harus sulit menelan makanan karena merasa tidak tega melihat ayahmu sedang menahan lapar"

Sang Anakpun tersenyum bangga mendengar apa yang dikatakan ayahnya.

  • Anak : "Kalau begitu, aku boleh selalu menyandarkan diriku kepada ayah, ya?"

Sambil memeluk anak itu..

  • Ayah : "Tidak, Nak.. Ayah akan mengajarimu berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, supaya engkau tidak harus jatuh tersungkur ketika suatu saat ayah harus pergi meninggalkanmu."


Hikmahnya: Orang tua yang bijak tidak hanya berhasil menjadikan dirinya tempat bersandar, tetapi juga yang berhasil membuat sandaran itu tidak diperlukan.



Sumber: WhatsApp Group
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya.

Things You Should and Shouldn't Do before the Exam

Dalam persiapan menghadapi ujian atau berbagai seleksi, termasuk Ujian Nasional (UN), Seleksi Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN, SIMAK UI, UM UGM, UMB), tes kerja maupun seleksi lainnya, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan dan yang sebaiknya tidak dilakukan. Berikut beberapa hal tersebut, yaitu:

DO's
  • Rileks dan 'pede' aja
  • Tata ulang ruang belajar
  • Kenali kemampuan diri
  • Buat batas akhir akan materi yang harus dipelajari
  • Tetapkan standar dan batas waktu rata-rata dalam mengerjakan soal
  • Strategi atur waktu (time management)
  • Jaga stamina (atur pola makan dan istirahat secara proporsional)
  • Wajib sarapan (bila perlu membawa bekal ke lokasi ujian, misalkan roti dan air mineral)
  • Siapkan mental dan kenali lingkungan (termasuk di mana lokasi toilet dan musholla)
  • Siapkan alat tulis lengkap
  • Siap tempur di hari H
  • Berdoa dan tawakal kepada Allah SWT

DON'T's
  • Lenyapkan Sistem Kebut Semalam (SKS)
  • Gak perlu over nervous
  • Jangan telat bangun pagi
  • Jangan telat datang ke lokasi ujian
  • Jangan berkutat pada sata soal saja
  • Jangan buang waktu
  • Jangan ceroboh dalam menjawab

Istikharah Menunggu Ketetapan Allah dengan Ikhtiar dan Doa

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan [yang tepat] kepada Engkau dengan ilmu [yang ada pada]-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu [untuk menyelesaikan urusanku] dengan kodrat-Mu.

Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Maha Tahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.

Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih baik pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini.

Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta [lebih buruk pula] akibatnya [di dunia dan akhirat], maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.

Jelajah Dunia: Denpasar-Hong Kong Hanya dengan Rp 7.000

Nantikan report detailnya tentang backpacker ini

Jelajah Dunia: 21 Hari Mengeksplor Empat Negara

Nantikan report detailnya tentang backpacker ini

Maafkan Kami, Wahai Bunda dan Ayahandaku

Sahabat,

Masih ingatkah engkau di kala masih berada dalam kandungan Ibumu?
Pasti engkau akan menjawab, aku tidak ingat apa-apa tentang hal itu.

Masih ingatkah engkau ketika terlahir pertama kali ke dunia ini?
Beberapa menjawab, aku tidak mengingatnya. Tapi mungkin di kala itu, aku hanya bisa menangis, menangis, dan menangis.

Masih ingatkah engkau kala memasuki usia balita? Apa yang telah engkau lakukan dan alami kala itu?
Sebagian dari mu menjawab, aku tidak mengingat secara pasti apa yang telah terjadi padaku di kala aku masih balita.

Masih ingatkah engkau di kala memasuki taman kanak-kanak?
Iya, aku ingat, tapi hanya sebagian kecil yang ku ingat.

Masih ingatkah engkau ketika mulai menapaki pendidikan sekolah dasar? Apa yang kau lakukan kala itu?
Sebagian menjawab, aku lupa akan kenangan kala itu.

Lalu, ingatkah engkau kejadian demi kejadian di kala menginjak SMP dan SMA?
Ya, aku mulai mengingat kejadian demi kejadian. Namun, aku lupa dan tidak pasti mengingatnya.

Lalu, bagaimana dengan sekarang. Ingatkah apa yang telah engkau lakukan tahun lalu, bulan lalu, minggu lalu, kemarin?
Iya aku lebih ingat kenangan di beberapa tahun terakhir ini. Namun, aku tidak dapat mengingat seluruhnya secara pasti.

Lalu ingatkah siapa orang-orang di balik itu semua?
Pasti engkau akan menyebutkan banyak sekali orang-orang yang ada di sekitar mu.

Sahabat,
Bagaimana dengan ibu dan ayahmu?
Seberapa ingatkah engkau dengan mereka?
Benar-benar ingatkah engau dengan apa yang telah beliau berikan kepadamu!

Ingatkah siapa yang membawamu selama sembilan bulan lamanya ke manapun ia pergi?
Ingatkah siapa yang melahirkanmu ke dunia ini?
Ingatkah siapa yang mengajarimu makan dan minum?
Ingatkah siapa yang membantumu belajar berjalan dan berujar?
Ingatkah siapa yang mendidikmu hingga engkau seperti sekarang ini?
Ingatkah siapa yang bekerja keras siang malam memberikan perantara rezeki-Nya kepadamu?
Ingatkah engkau siapa yang telah membesarkanmu hingga kamu dapat menjadi orang seperti sekarang ini?

Coba engkau renungkan dan pikirkan sejenak!


Yaa,
Ya, Ibu.. Ibu.. Ibu.. dan ayahmu lah yang berada di balik semuanya.

Namun, seberapa pedulikah engkau dengan mereka?
Ingatkah engkau dengan kondisi mereka?
Apa yang telah engkau berikan kepada mereka?
Bukankah kita seringkali menolak ajakan mereka?
Bukankah kita sering membuat kesal mereka?
Seberapa seringkah kita membentak mereka?
Seberapa seringkah kita enggan melakukan apa yang mereka suruh?
Seberapa seringkah kita melalaikan amanah beliau?

Sahabat,
Ingatlah, kasih sayang yang mereka berikan tidak akan putus hingga kapanpun, tidak akan berakhir meskipun terpisahkan oleh dimensi yang berbeda. Tidak akan surut meskipun berada di tempat yang berbeda. Karena kasih sayang beliau merupakan perantara kasih sayang Sang Maha Pencipta yang tidak akan padam hingga kapan pun.

Namun, kembali..
Bagaimanakah kasih sayang kita kepada beliau?
Apa yang telah kita berikan kepada beliau?
Apa yang telah kita lakukan untuk beliau?
Sudahkah kita membahagiakan beliau?
Sudahkah kita berbakti kepada beliau?
Sudahkah kita selalu mendoakan beliau di sepanjang waktu?

Sahabat,
Ingatlah bahwa tanpa kehadiran beliau, kita tidak akan ada.
Tanpa kehadiran beliau, kita tidak akan ada di sini.
Tidak dapat merasakan nikmatnya mengenyam pendidikan, bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya.

Namun, kita sering melupakan apa yang telah mereka berikan kepada kita dengan tulus dan ikhlas tanpa meminta imbalan apapun.

Sahabat,
Jangan sampai semuanya terlambat.
Jangan sampai waktu yang akhirnya memaksa kita untuk tidak lagi bertemu dengan mereka lagi.
Jangan sampai dimensi yang akhirnya memaksa kita berpisah dengan mereka.
Jangan sampai kendala jarak dan tempat membuat kita terlena dan melupakan mereka.
Jangan sampai semuanya membuat kita melupakan semua hal yang telah mereka korbankan dan berikan kepada kita.

Sahabat,
Jangan sampai semuanya terlambat.. Lakukan apa yang bisa engkau lakukan untuk dapat membahagiakan kedua orang tuamu.
Lakukan yang terbaik kepada beliau.

Bukankah ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala, berasal dari keridhoan kedua orang tua kita pula?

Sahabat,
Lakukan hal terbaik yang dapat engkau lakukan untuk mereka.
Jangan sampai engkau menyesali apa yang seharusnya dapat engkau lakukan.
Karena kita tidak tahu, akankah nanti, besok, lusa, minggu depan, tahun depan.
Kita masih dapat melihat mereka.
Masih dapat bertemu dengan mereka.
Dapat melihat senyum mereka.
Dapat memeluk mereka.
Dapat bercanda-tawa dengan mereka.

Karena sesungguhnya, mudahlah bagi-Nya untuk mengambil kembali apa yang telah dititipkan kepadamu.
Jadi, jangan sampai semuanya terlambat, kawan.

Minta maaflah atas segala kesalahan yang telah kita perbuat baik yang tidak sengaja maupun yang kita sengaja.

Dan semoga kelak, kita dapat dipertemukan kembali dengan beliau, dengan keluarga kita, dengan orang-orang shalih dan shalihah, dapat berkumpul kembali dalam keagungan dan kebesaran surga-Nya.
Berkumpul pula bersama junjungan kita, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhirnya pula,
dapat bertemu dengan Sang Khaliq.

Semoga menapaki sisa jalan kehidupan dunia yang sementara ini, kita kembali menjadi pribadi yang bersih, pribadi yang jujur, pribadi yang berbakti kepada kedua orang tua kita. Menjadi putra-putri yang dapat membanggakan kedua orang tua kita serta menjadi putra-putri yang shaleh dan shalehah.

Amin, amin.. Yaa, Rabbal 'alamin..

Masih Ragukah Akan Janji-Nya?

Banyak yang percaya pada janji manusia, tetapi masih ragu dengan janji Tuhan-nya...

  • Janji-Nya rizki melimpah dengan banyak sedekah, tapi faktanya banyak tak melakukannya
  • Janji-Nya rizki tercukupi jika menikah yang diridhoi, tapi banyak muda-mudi tak peduli
  • Janji-Nya rizki membanjiri jika dhuha kita tegap berdiri, tapi banyak yang tak menuruti
  • Janji-Nya derajat naik lebih tinggi jika sepertiga malam tahajud ingat Illahi, tapi asyik saja rebahkan diri
  • Janji-Nya 9 dari 10 pintu rizki dari bisnis, tapi masih saja sinis dan miris bahwa bisnis sendiri akan berbuah manis
  • Janji-Nya kegelisahan akan disetor pada mereka yang hartanya kotor, tapi masih saja berani koruptor
  • Janji-Nya semua urusan akan dipermudah saat bantu kesulitan ummah, tapi masih saja suka mempersusah urusan orang-orang lemah
  • Janji-Nya derajat orang berilmu terangkat, tapi masih saja malas belajar selalu disemat
  • Janji-Nya silaturahim datangkan rizki, tapi nyatanya masih dijauhi bahkan putuskan relasi
  • Janji-Nya kerja tim (jamaah) hasilnya begitu luar biasa, tapi banyak yang sendiri kerjakan satu-satu sehingga hasilnya tetap itu-itu
Jadi, masihkah kita tidak menghiraukan janji-janji-Nya dan masih terbuai akan janji-janji manusia?


Dikutip dari: Kang Bashori (@motivatorjoss)

Tiga Jam sebelum Kecelakaan Pesawat Lion Air di Bandara Ngurah Rai

[Based on true story]
3 Jam sebelum Kecelakaan Pesawat Lion Air di Bandara Ngurah Rai, Denpasar

April 13, 2013 at 6:58pm

Sabtu, 13 April 2013. Singkatnya, setelah saya mudik ke Banyuwangi via penerbangan Jakarta-Denpasar, pada hari ini saya kembali ke Jakarta via Bandara Internasional Ngurah Rai dengan penerbangan Air Asia QZ7523 tepat pukul 12.35 WITA. Pada saat perjalanan menuju bandara, tidak seperti biasanya terdapat beberapa hal yang mengganjal di hati dengan perasaan kurang enak. Namun, tidak dapat dipastikan perasaan apa itu. Mulai memasuki halaman parkir bandara, ruang check in, boarding pass hingga menunggu di gate 15 (tempat pesawat Air Asia take off) perasaan tidak enak tersebut terus menyelimuti.

Dan pada saat menuju pesawatpun menggunakan feeder yang disediakan Air Asia, masih saja ada yang mengganjal dalam pikirian. Namun, saya anggap ini seperti penerbangan-penerbangan saya sebelumnya dan insyaAllah tidak terjadi apa-apa. Selama perjalanan naik ke dalam pesawat, saya terus berdoa berulang kali. Semoga perjalanan pulang ke Jakarta diberikan keselamatan, baik pada saat take off, di udara, dan saat landing.

Tepat pukul 12.35 pesawatpun lepas landas tanpa antrian yang panjang (karena mungkin hari ini masih hari Sabtu yang biasanya penerbangan padat ke Jakarta pada esok hari, Minggu). Menit demi menit menjelang lepas landas saya terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Dan, pada penerbangan kali ini ada hal yang tidak biasa. Biasanya, sejak lepas landas hingga menuju pesawat dengan keadaan tenang, hanya butuh beberapa menit saja untuk melewati peralihan dari troposfer ke stratosfer. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran tertentu. Lapisan ini yang merupakan tempat terbangnya pesawat.

Namun, pada penerbangan sore tadi, peralihan dari troposfer ke stratosfer sangat lama dan sempat awak kabin/pilot menginformasikan untuk tetap tenang. Pesawat sesekali sedikit bergetar dan sayap pesawat pun juga bergerak karena kencangnya angin yang ada (kebetulan saya duduk di kursi nomor 25 sebelah sayap pesawat). Pada kondisi yang tidak biasanya, saya terus berdoa semoga cepat masuk pada lapisan stratosfer ini. Perkiraan saya, penerbangan kali ini untuk masuk pada lapisan tersebut 10-15 menit lebih lama dari biasanya.

Dan, alhamdulillah, kami pun berhasil memasuki lapisan ini dan akhirnya lampu isyarat sabuk pengaman dipadamkan, yang itu artinya penumpang dapat melakukan aktivitas normal di dalam pesawat.

Akhirnya, 1 jam 40 menit pun berlalu dan sampailah pesawat ini ke landasan Soekarno-Hatta. Kembali sebelum landing, saya berdoa semoga diberikan keselamatan saat mendarat, "Bismillahi tawakkaltu alallah laa haula walaaquwwataillabillahil 'aliyyil adzim". Doa tersebut yang saya ulang-ulang dalam hati dan sesekali saya ucapkan melalui lisan.

Alhamdulillah, pesawat berhasil mendarat dengan cukup lancar.

Pada saat di pesawat, saya berpikiran, "Ya Allah, banyak saya lihat selama ini ada kecelakaan pesawat, pesawat tergelincir, pesawat menabrak gunung, dan sebagainya. Semoga saya dihindarkan dari yang demikian".

Setelah saya sampai di kosan sore tadi, via berita televisi di Bandara Ngurah Rai, terjadi kecelakaan pesawat Lion Air tepat 3 jam waktu WITA setelah saya meninggalkan bandara tersebut.

Ternyata, firasat, perasaan dalam hati yang tidak biasanya, dan sulitnya pesawat untuk terbang melewati lapisan troposfer tersebut, terjadi kecelakaan pesawat di tempat yang sebelumnya telah dilalui hanya beberapa jam setelahnya.

Hal penting yang ingin saya share di sini, bahwa kita hidup di dunia ini sudah ada yang mengaturnya. Kita sebagai manusia hanya mampu berusaha seoptimal mungkin untuk tidak membuat kesalahan yang akhirnya menyebabkan celaka. Kita sebagai manusia WAJIB berdoa dan berlindung kepada Allah agar selama di perjalanan saat kita mengendarai apapun (motor, mobil, bus, pesawat, dan jalan kaki sekalipun) diberikan keselamatan dari Allah. Karena sesungguhnya Dzat Yang Maha Menjaga dan Melindungi itu adalah Allah.

Ketika kita sudah berusaha dengan baik, berdoa dengan sepenuh hati dan menyerahkan semuanya kepada Allah, namun akhirnya tetap terjadi kecelakaan, itulah takdir Allah yang sempurna. Dan, kalaupun ajal kita terjadi dengan cara kecelakaan, insyaAllah kita siap meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah melalui perjalanan kita. Yang pasti, jangan sampai lupa berdoa kepada Allah saat akan meninggalkan rumah, selama perjalanan, setibanya di kota tujuan, dan hingga kembali ke rumah.

Allahualam bisshowab..

(Bangkai pesawat yang tergelincir di Bandara Ngurah Rai, Bali)

Islam dan Kemenangan

Sejak lebih dari setengah abad yang lalu, umat Islam ditimpa bencana kekalahan bertubi-tubi. Kebanyakan orang lupa tentang sebab-sebab kekalahan dan musibah ini. Padahal Allah berfirman:
“Artinya: Katakanlah: Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri” [Ali Imran: 165]

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Artinya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” [Asy-Syura: 30]

Seandainya umat kita, baik penguasa maupun rakyat, mau menghayati Kitab Allah kemudian mengamalkan hukum-hukum serta hikmah-hikmahnya, niscaya mereka akan melakukan upaya-upaya untuk menang melawan musuh-musuhnya. Dan niscaya pula akan mengetahui sunatullah terhadap mahluk-Nya, yang tidak pernah berubah, berganti dan bergeser sepanjang masa.

Faktor-faktor menang melawan musuh, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Allah, banyak, di antaranya:
1. TAUHID, IMAN SHALIH
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh-sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku” [An-Nur: 55]

2. SIAPA YANG MENOLONG AGAMA ALLAH, NISCAYA ALLAH AKAN MENOLONGNYA
Menolong agama Allah ialah:
[a] Dengan menegakkan syari’at-Nya dan mengikuti petunjuk Nabi-Nya, untuk mewujudkan peribadatan hanya kepada Allah, menghidupkan sunnah serta mematikan dan memberantas bid’ah.
[b] Dengan memberikan loyalitas kepada Ahlus Sunnah wal Jama’ah serta memberikan permusuhan kepada pengikut hawa nafsu dan ahli bid’ah.
[c] Dengan melaksanakan amar ma’ruf-nahi mungkar serta jihad melawan musuh-musuh Allah di manapun mereka berada.
[d] Menolong agama Allah ialah dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya; menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya: Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [Al-Hajj: 160]

Orang yang demikian keadaannya, niscaya tidak akan dapat dikalahkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Artinya: Jika Allah menolong kamu, maka tak ada-lah orang yang dapat mengalahkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?” [Ali Imran: 160]

3. SABAR DAN TAQWA ADALAH SEBAB DATANGNYA PERTOLONGAN DAN BANTUAN ALLAH
Sesungguhnya Allah telah menjanjikan orang yang bersabar dan bertaqwa untuk memberikan pertolongan, kemenangan, bantuan, keberuntungan dan punahnya tipu daya musuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya: Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertaqwa, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu” [Ali-Imran: 125-126]

“Artinya: Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka tidak sedikitpun mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan” [Ali-Imran: 120]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Artinya: Ketahuilah bahwa jalan keluar disertai kesulitan, bahwa kemenangan disertai kesabaran dan sesungguhnya bersama kesukaran terdapat kemudahan” [Hadits shahih seperti dikatakan oleh Syaikh Salim Al-Hilali dalam Iqazh Al-Hinam Muntaqa Jami'al-Ulum wa Hikam, hal. 280, diriwayatkan oleh Ahmad, Abd bin Humaid]

4. SETIAP ORANG YANG TERANIAYA [DIZALIMI] MENDAPAT JANJI PERTOLONGAN DARI ALLAH, APALAGI JIKA IA SEORANG MUKMIN YANG BERTAQWA
Itu karena kezaliman adalah kegelapan. Allah telah mengharamkan kezaliman pada diri-Nya, dan Dia telah menjadikan kezaliman itu haram bagi mahluk-Nya. Allah memerintahkan supaya memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi. Allah menjadikan do’anya orang yang terzalimi (teraniya) makbul dan tidak ada penghalang yang menutupi do’a itu dari Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesunguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” [Al-Hajj: 39]

“Artinya: Demikianlah, dan barang siapa membalas seimbang dengan penganiyayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya” [Al-Hajj: 60]

Terdapat pula riwayat bahwa Allah pada hari kiamat akan meng-qishas kambing yang bertanduk karena menganiaya kambing yang tidak bertanduk. [Hadits Riwayat Tirmidzi ini merupakan sempurnanya keadilan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terhadap binatang saja demikian, apalagi terhadap suatu masyarakat yang dikucilkan, diusir dari negerinya sendiri, dilarang menggunakan senjata untuk melakukan perlawanan terhadap musuhnya dan tempat tinggalnya di pencar-pencar].

5. MENGIKUTI AGAMA SECARA BENAR DIJANJIKAN MENDAPAT PERTOLONGAN
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya: Dialah (Allah) yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an/ilmu yang bermanfaat) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” [At-Taubah: 33]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya: Sungguh-sungguh perkara (Islam) ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Dan tidak akan tersisa sebuah rumah tembok pun, tidak pula rumah ilalang pun kecuali Allah akan masukkan agama ini ke dalamnya; dengan kemulian orang mulia atau dengan kehinaan orang hina. Kemuliaan yang Allah muliakan Islam dengannya (orang mulia tersebut), dan kehinaan yang Allah hinakan kekafiran dengan orang hina tersebut” [Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Bisran, Thabrani, Ibnu Mandah, Al-Hafidz Abdul Ghani Al-Naqdisi, Al-Hakim, dan lain-lainnya. Lihat Silsilah Shahihah No. 3]

Ini adalah janji yang termuat dalam Kitab Allah dan tertuangkan melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janji Allah tidak mungkin diingkari, sebab Allah tidak mengingkari janji.

6. PERSELISIHAN ADALAH SEBAB KEGENTARAN DAN KEKALAHAN
Umat Islam tidak mengalami kekahan kecuali karena pertentangan dan perpecahan mereka. Seandainya mereka bersatu padu dalam kalimat tauhid, bersatu bahasanya, sama-sama berpegang teguh pada tali Allah, berjihad melawan musuh-musuhnya untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan menegakkan tauhidullah serta memberantas habis kemusyrikan, niscaya Allah menolongnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya: Dan janganlah kamu saling bertentangan (berbantah-bantahan), yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar” [Al-Anfal: 46]

7. MELAKUKAN PERSIAPAN UNTUK BERPERANG; MORIL MAUPUN MATERIIL
Yaitu dengan melakukan upaya-upaya sesuai dengan Sunnah Nabawiyah yang telah ditempuh oleh para nabi, padahal para nabi adalah orang-orang yang sangat jujur dan tawakkal kepada Allah. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah muncul dengan mengenakan dua buah baju zirah dalam salah satu pertempuran, beliau juga memakai pelindung kepala dalam peperangan.

Demikian pula para sahabatnya pun mengenakan baju zirah yang menyelimuti seluruh tubuh. Dan ini semua tidak menghilangkan tawakkal kepada Allah Subahanhu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sangggupi dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang” [Al-Anfal: 60]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menafsirkan ayat di atas dengan sabdanya.
“Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melepaskan anak panah (menepatkan sasaran -pen). Ketahuilah bahwa kekuatan adalah melepaskan anak panah (menepatkan sasaran -pen)" [Hadits Riwayat Muslim]

(Demikianlah) kita memohon kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala agar Dia memberikan taufiq kepada kita untuk melakukan usaha-usaha ke arah kemenangan melawan kaum Yahudi dan melawan semua musuh Islam lainnya. Pada hari kemenangan itulah, kaum mukminin bergembira ria mendapat pertolongan Allah. Dan itu tidaklah sulit bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.



Sumber: Disalin dari Majalah Al-Ashalah Edisi 30/Th. V/15 Syawal 1421 H. Sebuah tulisan yang merupakan kata penutup redaksi Al-Ashalah, Disalin ulang dari Majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun V/1422 H/2001 M hal. 26-28, Penerjemah Ahmas Faiz Asifuddin.

Lyrics: Insha Allah by Maher Zain

Insha Allah
by Maher Zain

Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x2
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you commit one more mistake
You feel you can’t repent
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame

Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x2
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x2
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray

Ooo Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2

Insha Allah x2
Insya Allah we’ll find the way

Lyrics: You Came To Me by Sami Yusuf

You Came To Me
by Sami Yusuf

You came to me in that hour of need
When I was so lost, so lonely
You came to me, took my breath away
Showed me the right way, the way to lead
You filled my heart with love, showed me the light above
Now all I want is to be with you
You are my one true love, taught me to never judge
Now all I want is to be with you

CHORUS
Allahuma salay alla sayiddina mustafa
Ala habibika nabika mustafa

You came to me in a time of despair
I called on you, you were there
Without you what would my life mean
To not know the unseen?, the worlds between
For you I’d sacrifice, for you I’d give my life
Any thing just to be with you
I feel so lost at times by all the hurt and lies
Now all I want is to be with you

CHORUS
Allahuma salay alla sayiddina mustafa
Ala habibika nabika mustafa

Showed me right from wrong
Told me to be strong
Need you more than ever ya rasulallah
You came to me in that hour of need
Need you more than ever ya rasulallah
You filled my heart with love, showed me the light above
Now all want is to be with you
You are my one true love, taught me to never judge
Now all I want is to be with you

CHORUS
Allahuma salay alla sayiddina mustafa
Ala habibika nabika mustafa

Lyrics: All For You by Noor

All For You
by Noor (Nasheed Group)

My prayers, my breath, my life and my death are all for you
None but you, only you, ya Allah
Every second I live, every penny I give
Is just for you
Every breathe I breath, every trace I leave
Is just for you

In all my fears, in all my tears
I’m callin’ you
In all my shame, in all my pain
I’m callin’ you

Through the night I pray, and I’m seeking your way
And it’s just for you
When I shed a tear, I know you’re near
And it’s just for you

Hayaty wa mawty wa ruhy wa dammi ilayka ya Rabi
Anabtu ilayk laja’tu ilayk, ya Allah

My life and my death, my soul and my blood
They’re all for you my Lord
I turn to You, I submit to You, my Lord

Jelajah Indonesia: Pulau Dewata yang Eksotik dan Memesona

Report ini masih sebagaian yang telah ditulis pada notes ini, ntar akan ditambahkan lagi data tambahan lainnya.. :) Berikut field trip report backpackeran ala mahasiswa fakultas ekonomi salah satu perguruan tinggi di Depok dari Depok-Bali (28 Mei-1 Juni 2011)

Sabtu, 28 Mei 2011
16.00 Berangkat dari kosan ke Stasiun UI (Ojek: 5.000)
16.30 KRL Pakuan Express ke Stasiun Gambir (9.000)
17.00 Nyampe Stasiun Gambir
17.15 Ke Monas
18.15 Balik lagi ke Gambir
19.30 Berangkat ke Surabaya (Kereta Sembrani, Eksekutif Tiket Promo: 100.000)
20.00 Makan di kereta (tapi beli di stasiun makanannya paket hemat)

Minggu, 29 Mei 2011
07.30 Nyampe St. Pasar Turi, Surabaya
07.40 Sarapan nasi pecel di depan St. Pasar Turi
08.05 Ke Terminal Bungurasih, Surabaya (Bus: 4.000)
09.35 Ke Jember (Bus: 35.000)
14.30 Nyampe Terminal Tawang Alun, Jember]
15.00 Perjalanan Jember-Kalibaru (Bus: 10.000)
16.00 Nyampe Kalibaru (Transit sejenak di Kalibaru, my hometown)
20.10 Ke Banyuwangi (Kereta Sri Tanjung: 7.000)
21.40 Nyampe St. Banyuwangi Kota
22.00 Berangkat ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi
22.10 Ketapang-Gilimanuk-Terminal Ubung (Bus: 30.000)

Senin, 30 Mei 2011 (mulai hari ini, jam kami diubah jadi WITA :-) )
02.20 WIB/03.20 WITA Nyampe Terminal Ubung, Bali
06.00 Menuju ke Hotel (Chalter angkot: 35.000 @7.000)
06.30 Nyampe Hotel, check in sewa 1 hari, 2 kamar (225.000 @45.000)
09.30 Ke tempat rental motor 3 motor 2 hari (300.000 @60.000)
10.00 Sarapan (bawa bekal)
10.30 Ke Kuta (Parkir 3.000 @600)
11.30 Ke Pasar Seni, Legian (Parkir 3.000 @600)
11.45 Isi bensin (30.000 @6.000)
14.00 Ke GWK (gak masuk ke dalam)
14.30 Ke Pantai Nusa Dua
15.30 Ke GWK (lagi) masuk ke dalam (25.000), pake teropong (5.000 @1.000)
16.30 Ke Ulu Watu (tapi nyasar :D, akhirnya langsung ke Hotel)
19.00 Hotel
19.30 Makan malem
21.00 Istirahat

Selasa, 31 Mei 2011
05.30 Ke Pantai Shindu, Sanur
06.30 Balik ke Hotel
07.00 Sarapan
08.30 Check out
09.45 Beli Bensin (34.000 @6.800)
10.00 Ke Pasar Seni, Sukowati (paling ngabisin banyak duit :D) (Parkir 3.000 @600)
12.00 Ke Tampak Siring
13.30 Istana Tampak Siring
14.00 Ke Kintamani
15.00 Kintamani (Tiket masuk 8.500), (Parkir 3.000 @600)
15.45 Ke Jembatan Tercuram se-Asia Tenggara, Jembatan Tukad Bangkung
16.30 Bensin (25.000 @5.000)
16.45 Jembatan Tukad Bangkung (seru banget di sini, yang paling seru perjalanan menuju tempat ini, jalannya berliku, T.O.P B.G.T deh.. highly recommended, tapi tempatnya emang jauh.. dan jalannya kecil, tapi klo pake motor mantab)
17.00 Ke Monkey Forest, Sangeh
17.45 Monkey Forest, Sangeh
18.00 Ke Kuta, balikin motor
18.40 Sampe Kuta
18.50 Monumen Bom Bali, Legian
19.30 Balik ke Kosan Temen pake Taxi Borongan (50.000 @10.000)
20.30 Packing
21.00 Makan malam
22.30 Ke Terminal Ubung, Bali (pake Taxi 40.000 @8.000), ehm,. WARNING!!! Niy saat-saat yang menegangkan di sini karena di daerah sekitar terminal preman-preman calo sudah menunggu kita.. sempet takut juga sih.. tapi akhirnya Allah memberikan jalan keluar setelah 30 menit lebih dalam 'ancaman' :D, tapi SERU!!)
23.00 Ke Gilimanuk-Ketapang-Banyuwangi (Bus: 60.000)
03.35 Sampai Ketapang, Banyuwangi
04.05 Sampai Kalibaru (FINISH), tapi temen2 yang lainnya melanjutkan perjalanan lagi ke Jember-Surabaya-Ngajuk-Yogyakarta dan akhirnya ke Depok. Semangat!!!
05.00 TEPAR!!! ckckckc :D :p

REKAP PENGELUARAN (dari Fachri saja setelah dilakukan pembagian) sejak awal berangkat hingga pulang.. :)
Hotel: 45.000
Transport: 367.800
Wisata (yang perlu pake tiket masuk): 34.500
Makan: 57.100
Cemilan+Jajan: 34.500
Lain-lain: 11.300

TOTAL Rp 550.200 (harga ini belum termasuk untuk beli Souvenir, yang abis banyak di Sukowati.. saran, kalau pengen hemat, pas nyampe Pasar Sukowati matanya ditutup aja.. jadi biar gak laper mata buat beli-beli.. :D )

Kalau untuk tempat2nya yang udah kami kunjungi dari awal hingga akhir..
1. Monumen Nasional, Jakarta
2. Pantai Kuta
3. Pasar Seni, Legian
4. Pantai Nusa Dua
5. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
6. Ulu Watu (meskipun akhirnya nyasar :D)
7. Pantai Shindu, Sanur
8. Monumen Perjuangan Bali
9. Pasar Seni Sukowati
10. Istana Tampak Siring
11. Kintamani
12. Jembatan Tukad Bangkung (Jembatan tercuram se-Asia Tenggara)
13. Monkey Forest, Sangeh
14. Monumen Bom Bali, Legian15. Gilimanuk
16. De el el..

2 hal yang belum terealisasikan:
1. Ke Tanah Lot (karena waktunya gak cukup karena perjalanan ke Tukad Bangkung ternyata jauh banget, tapi alhamdulillah udah terobati dengan perjalanan dan petualangan seru ke Jembatan tersebut)
2. Ngelihat sunset dan sunrise (karena pas udah di pantainya, cuaca kurang mendukung, agak mendung)
dan tempat yang sebetulnya dapat dikunjungi: Dream Land, Goa Gajah, Bedugul, Jimbaran, dll..
Tapi secara keseluruhan, perjalanan jauh dari Depok-Jakarta-Surabaya-Kalibaru-Banyuwangi-Bali-Banyuwangi-Kalibaru dengan total jarak tempuh lebih dari 1.700 km ini, alhamdulillah SERU,. special thaks dan rasa syukur tentunya kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan, and also special thanks to Enggar, Hilmi, Ruri, Yogi, dan tentunya juga Taufik, Dinda, Mas Eko, dan kawan2 di Bali yang telah membantu kami selama berada di Bali, dan juga kepada calo-calo preman yang telah memberikan pengalaman baru kepada kami ini.., kepada penjual yang juga jago ngelawak yang ada di Kapal Feri, dan semuanya yang tentuya tidak dapat disebutkan satu per satu :D)

SELAMAT BERJUMPA DENGAN Jadwal BACKPACKER selanjutnya..
----------------------------------------------------------------------------------
'My Life, My Adventure'

Setiap Insan Punya Peran untuk Mengubah Dunia Menjadi Lebih Baik

Manusia dan segala makhluk yang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta tidak main-main, tidak ada yang sia-sia di dunia dan seisinya ini. Semuanya pasti ada tujuannya bahkan bagi yang menganggap dirinya tidak berarti sekalipun. Dalam kehidupan di dunia ini sesungguhnya ada suatu hal (amanah) yang hanya dititipkan oleh Allah kepada orang yang menganggap dirinya tidak berarti tersebut.

Allah telah menitipkannya kepadamu, menitipkan kepercayaan ini padamu, dan mempercayakan amanah ini kepadamu.

Kita lihat perumpamaan akan kebermanfaatan jam dinding. Ya, sebuah jam dinding tidak akan memiliki manfaat yang optimal jika tidak ditopang oleh 1 paku atau kail kecil yang ada dibelakangnya untuk merekatkannya di dinding.

Lalu, masihkah engkau menganggap dirimu tidak berarti apa-apa di dunia ini? Sesungguhnya tidak, maka kerjakanlah apa yang bisa engkau kerjakan detik ini. Lakukan apa yang dapat kamu lakukan hari ini.

Dan belajarlah dari segala apa yang telah engkau lalui dan jadilah insan yang dapat memberikan manfaat bagi dirimu sendiri, bagi keluargamu, bagi sahabatmu, bagi lingkunganmu, bagi bangsamu, serta bagi dunia dengan amanah dan peran yang telah Allah SWT titipkan kepadamu bahkan sejak sebalum engkau dilahirkan ke muka bumi ini.

Belajarlah Kemuliaan dari Siapa Saja, Termasuk dari Malaikat Allah

Belajarlah kemuliaan dari siapa saja yang dapat diteladani, tak hanya dari para nabi dan manusia-manusia suci (auliya')tetapi kita juga dapat belajar banyak hal dari kemuliaan para malaikat-malaikat yang suci.

Belajarlah dari Malaikat Pendistribusi Rezeki, Miikail (as) bahwa yang utama bukan apa-apa yang kita tumpuk dan simpan melainkan seberapa banyak yang bisa kita bagi-bagikan dari curahan rezeki-Nya kepada yang membutuhkan dengan ikhlas dan bijaksana.

Belajarlah dari Malaikat Penyebar Wahyu dan Ilmu Pengetahuan, Jibril (as) bahwa yang utama bukanlah apa-apa yang kita ketahui dan pelajari malainkan seberapa banyak yang telah kita sebarkan tentang pengetahuan- pengetahuan ruhaniyyah itu dengan jujur, santun, dan (dengan) bahasa sederhana demi kesejahteraan dan kebahagiaan lahir-batin banyak manusia.

Belajarlah dari Malaikat Peniup Sangkakala, Israafil "Yang Membakar" (as) bahwa yang utama bukanlah tugas dan tanggung jawab atas apa yang dipercayakan Sang Pencipta kepada kita melainkan sudahkah kita melaksanakan dan memenuhi itu semua dengan sebaik-baiknya.

Belajarlah dari Malaikat Kepala Penjaga Neraka, Maalik (as) bahwa yang utama bukan kapan dan dosa-dosa apa yang manusia perbuat melainkan sudahkah bertobat atas segala dosa karena segala sesuatunya kelak akan dimintai pertanggung-jawaban.

Belajarlah dari Malaikat Kepala Penjaga Surga, Ridhwan (as) bahwa yang utama bukanlah seberapa banyak amalan manusia melainkan seberapa ikhlas-kah manusia beramal karena amal yang ternodai oleh riya' dan ujub tertolak kembali ke dunia. Dan, hanya amal-amalan yang sepenuhnya ikhlas diamalkannya yang diridhoi-Nya, terangkat, dan kelak akan menerima balasannya.

Belajarlah dari Malaikat Pencabut Nyawa, 'Izraail (as) bahwa yang utama bukanlah oleh apa dan bagaimana kita akan mati malainkan sudahkah kondisi jiwa kita muthma'innah (tentram), radhiyyah (ridho), dan mardhiyyah (diridhoi Allah) jika sudah maka kapan, di mana, dan dalam kondisi apa kita dimatikan bukan lagi menjadi masalah yang menghantui, mengelisahkan, dan mengerdilkan jiwa.

Salam sejahtera atas malaikat-malaikat yang membimbing orang-orang yang beriman.


*Disarikan dari Catatan Harian Membuka Hati
Mas Yos Wiyoso Hadi, Pegawai Negeri di Ditjen Pajak, Depkeu RI

Indahnya Lantunan Doa Khatmil Qur'an

Ya Allah, curahkanlah rahmat kepadaku dengan Al-Qur’an, dan jadikan Al-Qur’an sebagai pemimpin, petunjuk, dan rahmat bagiku.

Ya Allah, ingatkanlah aku terhadap apa yang telah aku lupakan dari Al-Qur’an. Anugerahilah aku kemampuan untuk senantiasa membacanya sepanjang malam dan siang. Jadikanlah Al-Quran hujjah bagiku (yang dapat menyelamatkanku) ya Rabbal ‘Alamin.

Ya Allah, benahilah (pengetahuan dan pengamalan) agamaku, yang akan menjadi penjaga urusanku. Benahilah duniaku, tempat aku mencari penghidupan. Baguskanlah (kehidupan) akhiratku, tempat aku kembali. Jadikanlah hidupku sebagai tempat untuk melaksanakan segala kebajikan dan jadikanlah matiku sebagai pemutus segala keburukan.

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku (agar menjadi amal yang terbaik) di akhir usiaku. Hariku yang terbaik adalah hari di saat aku bertemu dengan-Mu (kelak).

Ya Allah, aku memohon hidup yang nyaman, mati yang tenang, dan tempat kembali (akhirat) yang tidak memalukan dan menghinakan.

Ya Allah, aku meminta permintaan yang terbaik, permohonan terbaik, keberhasilan terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, kematian terbaik, dan tetapkanlah aku dalam semua kebaikan itu. Beratkanlah timbangan (amal baikku), kukuhkanlah imanku, tinggikanlah derajatku, terimalah shalatku, ampunilah kesalahan-kesalahanku; dan aku memohon surga yang paling tinggi kepada-Mu.

Ya Allah, pastikanlah aku memeroleh rahmat-Mu, meraih ampunan-Mu, terbebas dari segala dosa, mendapat manfaat dari segala kebaikan, meraup keuntungan berupa surga, dan terlepas dari siksa neraka.

Ya Allah, baguskanlah akhir semua amal kami, serta jauhkanlah kami dari hinanya dunia dan siksa akhirat.

Ya Allah, berilah kami rasa takut kepada-Mu yang akan menghalangi kami dari berbuat maksiat. Anugerahilah kami ketaatan kepada-Mu yang akan mengantarkan kami (memasuki) surga-Mu. Curahkanlah keyakinan sehingga meringankan musibah hidup yang menimpa kami. Limpahilah kami kepuasan dengan pendengaran, penglihatan, dan kesehatan selama Engkau menghidupkan kami, serta jadikanlah semua itu sebagai warisan bagi kami. Hadirkanlah seorang penuntut bagi siapa saja yang menzalimi kami. Tolonglah kami dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan musibah dalam agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan utama kami, dan tidak pula tujuan utama ilmu kami. Janganlah Engkau tempatkan kami di bawah kekuasaan orang-orang yang tidak menyayangi kami.

Ya Allah, janganlah Engkau sisakan secuil dosa-pun (bagiku), melainkan Engkau ampuni semuanya. Janganlah Engkau tinggalkan sebersit keraguan pun (bagiku), melainkan Engkau hilangkan semuanya. Janganlah Engkau tinggalkan sepeser hutang pun (bagiku) melainkan Engkau lunasi semuanya. Janganlah Engkau abaikan segala kebutuhan dunia dan akhiratku, melainkan Engkau penuhi semuanya, wahai Dzat yang Maha Pengasih dari segala pengasih.

Ya Tuhan kami, anugerahilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta jagalah kami dari siksa api neraka. Semoga Allah mencurahkan shalawat atas nabi kita Muhammad, keluarganya, dan para sahabatnya yang terpilih, serta salam yang berlimpah ruah.

Amin, Yaa Rabbal ‘alamin..

Wednesday 2 April 2014

Yuk menulis (lagi)!

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
― Pramoedya Ananta Toer

Ya, benarlah apa yang disampaikan oleh Pramoedya Ananta Toer. Manusia hidup di dunia ini hanya sementara, maka legacy atau karya apa yang telah kita siapkan untuk dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kehidupan yang akan datang. Jika kita tidak menulis, maka jejak-jejak perjalanan kita akan hilang bigitu saja karena menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Islam pun menjelaskan kepada kita bahwa setidaknya ada tiga hal yang kelak ketika kita telah meninggal dunia yang amalnya masih tetap akan mengalir kepada kita. Seperti diriwayatkan oleh Abu Hurayrah, bahwa Rasulullah bersabda, ‘Jika manusia mati maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya’ (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Dalam hal ini, tulisan maupun karya yang kita buat diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan yang lebih besar, lebih luas, dan lebih optimal lagi ketika kita mendokumentasikannya dalam sebuah tulisan. Jadi, ilmu pengetahuan yang kita peroleh dapat kita lipatgandakan jangkauan dan 'masa berlaku'nya sehingga semakin banyak yang memeroleh manfaat dari buah tulisan kita.

Ayo menulis dan ukir keabadian mulai dengan goresan-goresan tinta emas kita!


Fachri Ya'qub
Depok, 3 April 2014 / 2 Jumadil Akhir 1435H


CATATAN: Dalam blog ini (per hari ini), jangan heran kalau ada tulisan-tulisan yang baru dimuat atau dipublikasikan padahal kejadiannya sudah lama sekali berlalu. Banyak tulisan dan catatan yang telah ditulis sebelumnya yang 'berserakan' mulai dari catatan kecil di buku dan berbagai notes di media sosial hingga yang (alhamdulillah) masih ada dalam ingatan. InsyaAllah, tulisan-tulisan yang pernah dibuat sebelumnya akan dikumpulkan dan dimigrasikan ke dalam blog ini.