Sunday, 6 April 2014

Tuhan, Takdir, dan Syaitan

Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab tiga pertanyaannya. Akhirnya, sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana. Dalam perakapan di bawah ini, Pemuda akan dinotasikan dengan P sementara Bijaksana dengan huruf B.

P : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
B : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya, saya akan menjawab pertanyaan Anda.
P : Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
P : Saya punya tiga buah pertanyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya!
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syaitan diciptakan dari api, lalu kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api juga? Tentu tidak menyakitkan buat syaitan sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berpikir sejauh itu?

Tiba-tiba, sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.
P : (Sambil menahan sakit) Kenapa Anda marah kepada saya?
B : Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban saya atas tiga buah pertanyaan yang Anda ajukan.
P : Saya sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi, Anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!
P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujud-Nya.
B : Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikirkan oleh Anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan takdir.
B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar Anda?
P : Kulit.
B : Terbuat dari apa pipi Anda?
P : Kulit.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit.
B : Walaupun syitan dan neraka sama-sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat yang menyakitkan untuk syitan.

Semoga kita dapat memetik hikmah dari percakapan singkat di atas.



Sumber: Facebook (dengan bahasa yang disesuaikan)
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya.