Thursday, 3 April 2014

Indonesia Goes to ASEAN Economic Community (AEC) 2015

#DiskusiEkonomi WMI Chapter 1 "Indonesia Goes to ASEAN Economic Community (AEC) 2015" bersama Fachri Ya'qub (Founder and CEO SeputarKampus.com) | Warung Pasta, Depok

Depok (6/9/2013) - Perekonomian dunia kini tengah dilanda gejolak yang amat mengkhawatirkan, seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa negara-negara di belahan benua Eropa sedang mengalami krisis global, dan beberapa negara di benua Amerika pun mengalami hal yang sama. Oleh karenanya, ujung perekonomian akan bergeser ke wilayah Asia, dan harus dihadapi demi keberlangsungan ekonomi dunia. Kebijakan negara di kawasan Asia Tenggara untuk mempersiapkan diri memegang kekuasaan ekonomi dunia adalah dengan membentuk program AEC. Terbesit impian untuk mengintegrasikan negara regional ASEAN layaknya Uni Eropa, maka ASEAN juga harus cerdas dalam menentukan sikap dan langkah ke depan. Mengingat Uni Eropa sedang ada dalam krisis akut dan seakan skema yang telah mereka rancang selama puluhan tahun runtuh seketika.

Derap langkah negara di kawasan Asia Tenggara mulai berpadu mempersiapkan agenda besar di tahun 2015 nanti. ASEAN Economic Community (AEC) merupakan usaha bersama untuk menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur dan memiliki daya saing tinggi, pembangunan ekonomi yang merata dan mengurangi kemiskinan serta kesenjangan sosial-ekonomi. ASEAN tiga tahun ke depan dibayangkan sebagai suatu kawasan yang telah terintegrasi total layaknya Uni Eropa saat ini. Tujuan dibentuknya AEC 2015 semata-mata untuk mengakomodasi kepentingan negara-negara di kawasan ASEAN, sedangkan perdagangan yang terjadi antara negara anggota ASEAN saat ini masih belum efektif dengan adanya non- tariff barriers. ASEAN perlu menerapkan peraturan bebas non-tariff barriers.


Growth Rates in the ASEAN Region

Untuk mewujudkan semua itu dibuatlah AEC Blueprint sebagai pedoman bagi Negara-negara anggota ASEAN mencapai target 2015. Menurut Djali Gafur seorang peneliti pada Cakrawala Institute (Center for Fair Development Studies-Pusat Studi untuk Keadilan Pembangunan), AEC Blueprint memiliki empat kerangka kerja utama yaitu, pertama, ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. Kedua, ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerce. Ketiga, ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata, dengan elemen pembangunan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam). Keempat, ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. Dari ke empat pilar tersebut, saat ini pilar pertama yang masih menjadi perhatian ASEAN.

Fachri Ya'qub (MAPRES Kewirausahaan FEUI 2013) berbagi ilmu seputar AEC ke Wiratif Muda Indonesia

Dalam waktu dekat ini, Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapi ASEAN Economic Community 2015. Indonesia tidak boleh hanya menjadi potential market, tetapi juga harus mampu berperan aktif dan memanfaatkan kerja sama ini. Sayangnya, Indonesia belum memiliki bargaining position yang cukup berpengaruh di dunia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kompetensi dan kemampuan berbahasa Inggris. Padahal di zaman kompetisi dan ekonomi global ini, kemampuan berbahasa Inggris adalah prioritas utama untuk bermatapencaharian. Selain itu, fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa jumlah presentase kelulusan sarjana masih sebesar 2.1% dan sekitar 27% penduduk di negeri ini masih buta huruf.  "Oleh karena itu, orang Indonesia jika ingin maju maka pola pikirnya harus diarahkan ke visi masa depan. Tiga hal yang harus dipersiapkan Indonesia untuk menuju ASEAN Economic Community 2015, antara lain: Education, Language, dan Work Culture", ungkap Fachri. Dengan demikian, marilah kita cerdaskan kehidupan bangsa, kuatkan kemampuan berbahasa, dan kembangkan produk lokal berdaya saing global (maf).


*Terima kasih atas kehadiran rekan-rekan semua pada diskusi malam ini. Tulisan ini dikutip dari berbagai sumber dengan harapan bisa saling berbagi informasi terkait persiapan Indonesia menuju AEC 2015. Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat dan sampai jumpa minggu depan.

Depok, 6 September 2013

I'm Wiratif Muda ID
Follow us @WiratifMuda
Like page us Wiratif Muda Indonesia