Saturday, 22 November 2014

Berlomba Membangun Masjid Megah Tapi Tak Berpenghuni

(Pict by Merdeka.com)

Gresik, 22 November 2014. Semoga tulisan di pagi ini bisa menggambarkan sedikit tentang kondisi masyarakat kita saat ini berdasarkan kacamata seorang awam dan masih minim ilmu ini. Pagi ini, alhamdulillah udara pagi kota Gresik dapat dihirup dengan bebas, dapat merasakan dinginnya air yang menyusup ke pori-pori kulit, dapat merasakan semua hal yang biasa dilakukan di pagi hari. Bagaimana dengan Anda? Jika Anda menemui dan sedang membaca tulisan ini, itu artinya, kita semua masih diberikan nikmat hidup oleh Allah. Bagaimana dengan besok? 1 jam yang akan datang? 5 menit yang akan datang? Adakah yang menjamin kita masih diberikan nikmat hidup? Hanya Allah lah yang tahu.

Kembali ke kondisi pagi hari ini, seperti biasa sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk bertemu dan bercengkerama dengan Tuhan yang telah menciptakan kita setidaknya lima kali dalam hitungan 24 jam.

Saya menulis ini secara spontan, melihat apa yang terjadi di masyarakat dewasa ini. Mohon dikoreksi jika salah. Berikut beberapa hal yang cukup membuat hati ini ingin menangis, kenapa? Saya tidak perlu menjawabnya, silakan masing-masing individu yang menjawab dari lubuk hati kita sebagai seorang muslim
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun di tempat kerja kita, berapa banyak seorang muslim yang tidak dapat menunaikan ibadah shalat tepat waktu? Atau bahkan lalai akan shalatnya.
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun di tempat kita, berapa banyak seorang muslim yang tak mampu pergi ke masjid untuk menunaikan shalat berjamaah? Terlebih lagi di kala Shubuh.
  • Negeri kita memiliki banyak masjid yang megah nan agung, tapi berapa banyak yang shaf dalam shalat yang bisa lebih dari 2 shaf?
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun berapa banyak dari kita yang hatinya tak terpaut dengan masjid dan Al-qur'an?
  • Negeri kita merupakan penduduk muslim terbesar, namun berapa banyak dari kita yang tak mampu membaca lembaran mushaf Al-quran, terlebih lagi memahaminya.
  • Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Fenomenaa inilah yang akhirnya membuat seorang yang awam ini mencari tahu tentang beberapa hadits yang menerangkan masalah ini, terutama tentang masjid, antara lain:

"Dari Anas (ia berkata), telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak akan tegak hari kiamat sampai manusia bermegah-megah dalam membangun masjid-masjidnya." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud No: 449)

"Dari Ibnu Abbas, ia berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku tidak diperintah untuk memegahkan masjid-masjid. Ibnu Abbas berkata, niscaya kalian bermegah-megah terhadapnya sebagaimana bermegah-megahnya Yahudi dan Nashara." (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud No: 448)

Dua hadits di atas menunjukkan kepada kita akan kemukjizatan Nabi Muhammad SAW bahwa ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pasti benar dan pasti akan terjadi. Saat ini kita dapati kaum muslimin saling berlomba-lomba untuk membuat masjidnya terlihat megah. Meskipun tidak ada larangan yang jelas mengenai hal ini, namun hadits di atas sudah cukup jelas bagi kita untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak disukai, yaitu menyerupai Yahudi dan Nashara.

Meskipun kebanyakan dari kita beralasan dengan dibuat megahnya masjid-masjid akan menambah khusyuk dan semangat dalam beribadah, akan tetapi tentunya kita dapat membedakan antara perbuatan yang sia-sia dengan perbuatan yang bermanfaat.

Dari kejadian yang terjadi saat ini merupakan salah satu tanda-tanda bahwa kiamat sudah dekat. Sebagai pengingat pribadi khususnya, dan mencoba untuk mengajak kepada siapapun muslim yang membaca tulisan ini, marilah kita tingkatkan iman dan ketaqwaan kita. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk senantiasa melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya dan turut serta diberikan kekuatan untuk memikirkan permasalahan sosial yang ada di lingkungan terdekat kita.

Terakhir, saya ingin berbagi tulisan dari Ust. Jafar Salih

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Buktinya banyak orang kaya raya tidak sanggup mengerjakannya.
Jangankan sehari lima waktu, bahkan seminggu sekali pun terlupa.
Tidak jarang pula seumur hidup tidak pernah singgah ke sana.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Karena orang pintarpun sering tidak mampu menemukannya. Walaupun mereka mampu mencari ilmu hingga kuliah di Universitas Eropa atau Amerika, dapat melangkahkan kaki ke Jepang dan Korea, dengan semangat yang membara. Namun ke masjid tetap saja perjalanan yang tidak mampu mereka tempuh walau telah bertitel S3.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Karena para pemuda kuat dan bertubuh sehat yang mampu menaklukkan puncak gunung Bromo dan Merapi pun sering mengeluh ketika diajak ke masjid. Alasan mereka pun beragam, ada yang berkata sebentar lagi, ada yang berucap tidak nyaman dicap alim.

Perjalanan terjauh dan terberat adalah perjalanan ke masjid.
Maka berbahagialah dirimu bila dari kecil engkau telah terbiasa melangkahkan kaki di masjid.
Karena bagi kami, sejauh manapun engkau melangkahkan kaki, tidak ada perjalanan yang paling kami banggakan selain perjalananmu ke masjid.

Biar kuberi tahu rahasia kepadamu, sejatinya perjalananmu ke masjid adalah perjalanan untuk menjumpai Rabb-mu. Dan itulah perjalanan yang diajarkan oleh Nabi, serta perjalanan yang akan membedakanmu dengan orang-orang yang lupa akan Rabb-nya.

Perjalanan terjauh dan terberat itu adalah perjalanan ke masjid.
Maka lakukanlah walau engkau harus merangkak dalam gelap shubuh demi mengenal Rabb-mu.

---

Semoga kita dimatikan oleh Allah dalam keadaan Islam dan khusnul khatimah, terlebih semoga kita mati dalam keadaan sedang bersujud (menunaikan shalat dan berbuat kebaikan), jangan sampai sebaliknya, mati dalam keadaan kufur berada di tempat yang tidak semestinya. Naudzubillah tsumma naudzubillah.

Tuesday, 18 November 2014

Because You Want to Love Them in a Right Way

(Pict by: Google.com)

One young man went to apply for a managerial position in a big company. He passed the initial interview, and now would meet the director for the final interview.

The director discovered from his CV that the youth's academic achievements were excellent. He asked, "Did you obtain any scholarships in school?" the youth answered "no".
"Was it your father who paid for your school fees?"
"My father passed away when I was one year old, it was my mother who paid for my school fees.” he replied.

"Where did your mother work?"
"My mother worked as clothes cleaner.”
The director requested the youth to show his hands. The youth showed a pair of hands that were smooth and perfect.

"Have you ever helped your mother wash the clothes before?"
"Never, my mother always wanted me to study and read more books. Besides, my mother can wash clothes faster than me.
The director said, "I have a request. When you go home today, go and clean your mother's hands, and then see me tomorrow morning.

The youth felt that his chance of landing the job was high. When he went back home, he asked his mother to let him clean her hands. His mother felt strange, happy but with mixed feelings, she showed her hands to her son.

The youth cleaned his mother's hands slowly. His tear fell as he did that. It was the first time he noticed that his mother's hands were so wrinkled, and there were so many bruises in her hands. Some bruises were so painful that his mother winced when he touched it. This was the first time the youth realized that it was this pair of hands that washed the clothes everyday to enable him to pay the school fees. The bruises in the mother's hands were the price that the mother had to pay for his education, his school activities and his future.

After cleaning his mother hands, the youth quietly washed all the remaining clothes for his mother. That night, mother and son talked for a very long time.

Next morning, the youth went to the director's office.
The Director noticed the tears in the youth's eyes, when he asked: "Can you tell me what have you done and learned yesterday in your house?"
The youth answered, "I cleaned my mother's hand, and also finished cleaning all the remaining clothes"
"I know now what appreciation is. Without my mother, I would not be who I am today. By helping my mother, only now do I realize how difficult and tough it is to get something done on your own. And I have come to appreciate the importance and value of helping one’s family."

The director said, "This is what I am looking for in a manager. I want to recruit a person who can appreciate the help of others, a person who knows the sufferings of others to get things done, and a person who would not put money as his only goal in life.”
“You are hired.”

A child, who has been protected and habitually given whatever he wanted, would develop an "entitlement mentality" and would always put himself first. He would be ignorant of his parent's efforts. If we are this kind of protective parents, are we really showing love or are we destroying our children instead?

You can let your child live in a big house, eat a good meal, learn piano, watch on a big screen TV. But when you are cutting grass, please let them experience it. After a meal, let them wash their plates and bowls together with their brothers and sisters. It is not because you do not have money to hire a maid, but it is because you want to love them in a right way. You want them to understand, no matter how rich their parents are, one day their hair will grow gray, same as the mother of that young person. The most important thing is your child learns how to appreciate the effort and experience the difficulty and learns the ability to work with others to get things done.


Sumber: Twitter
*Silakan buat temen-temen jika ada yang tahu sumber utamanya dari siapa, bisa diinfokan ke @fachriyaqub. Nanti akan diperbaharui sumber atau referensinya. 

Sekaya dan Sesukses Apapun Lo Kelak, Lo Gak Bakal Bisa Ngebeli Moment

(Pict by: Google.com)

"Sekaya dan sesukses apapun lo kelak, lo gak bakal bisa ngebeli moment"

Teringat kalimat ini setelah melihat beragam dokumentasi dan foto-foto yang ada selama ini. Memory bersama keluarga, almarhumah Ummi, KSE, Imawangi, HIPMI, dunia kampus dan semua hal yang telah dilalui. Ya, semua satu persatu hanya akan jadi kenangan, semua akan berubah dinamis mengikuti perputaran waktu yang terus berubah. Semua akan hilang dan berubah, hingga akhirnya perubahan itu sendiri yang tak akan pernah berubah.

Buat siapa saja, manfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, lakukan yang terbaik apa yang bisa kalian lakukan hari ini. Jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari. Kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi ke depannya. Kapan orang-orang yang kita cintai akan dipanggil pulang oleh-Nya, kapan nikmat sehat dan waktu luang ini tak lagi menyapa kita. Kapan kita tak lagi dapat berkumpul dengan organisasi kita, dengan kepanitiaan kita, dengan amanah kita saat ini, semuanya akan hilang dan berakhir satu per satu.

Jadi, mulailah berpikir akan apa yang sedang kita lalui saat ini. Apakah kita sudah memberikan yang terbaik atau tidak dalam setiap kesempatan? Manfaatkan semua yang ada dengan baik! ‪#‎selfreminder

Manfaatkanlah masa senggangmu, sebelum datang masa sibukmu..
Manfaatkanlah masa kayamu, sebelum datang masa miskinmu..
Manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu..
Manfaatkan masa sehatmu, sebelum datang masa sakitmu, dan
Manfaatkan masa hidupmu, sebelum datang masa matimu..