Sunday, 29 June 2014

Tarhib Ramadhan #KulTwit Ustadz Hilman Rosyad


Alhamdulillah, kita diperkenankan oleh Allah SWT untuk berjumpa kembali dengan bulan mulia dan penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Semoga Ramadhan kali ini tidak berlalu bergitu saja karena kita tidak tahu akankah kita diperkenankan bertemu dengan Ramadhan tahun depan atau tidak. Oleh karenanya, agar Ramadhan kita berkualitas perlu adanya persiapan dan bekal yang cukup. Berikut saya lampirkan informasi tentang Tarhib Ramadhan melalui KulTwit dari Ustadz Hilman Rosyad (dengan penyesuaian bahasa seperlunya). Semoga bermanfaat dan selamat menunaikan ibadah puasa. #MarhabanYaaRamadhan

  1. Ramadhan bulan berkah, bulan ibadah, bulan maghfiroh, bulan pelipatgandaan pahala, bulan tarbiyah. Benarkah?
  2. Ramadhan menjadi tidak bermakna apa-apa bila banyak makan saat malam hari, senda gurau, main mulu, main petasan, tidur siang hari.
  3. Gagal ramadhan disebabkan kita tidak miliki visi-misi yang benar seperti yg disunnahkan.
  4. Visi Ramadhan adalah “persedikit makan/minum dan perbanyak ibadah. Setuju?
  5. Hanya dengan sedikit makan dan banyak ibadah seluruh keutamaan Ramadhan akan tercapai dan kita berhak medapat ampunan.
  6. Misi Ramadhan ada 10 poin. Pengen tahu?
  7. Misi pertama: ta’khirussahur (mengakhirkan sahur). Sahur? Bukan makan malam atau sarapan, sahur adalah terjaga di 1/3 akhir malam.
  8. Sabda Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Bangunlah pada waktu sahur karena waktu sahur itu penuh berkah”.
  9. Pastikan setiap hari pada Ramadhan kita terjaga di waktu sahur untuk meraih berkah tidak sekadar makan/minum.
  10. Misi kedua, menyegerakan berbuka. Rasul bersabda: “Ummatku senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa”.
  11. Sunnah bersegera berbuka sepertinya pasti dilaksanakan semua orang, tetapi tahukan cara buka Rasulullah? Pasti tahu kan?
  12. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam selalu berbuka dengan kurma 3 butir lalu minum air kemudian shalat Maghrib. Setelah Maghrib? Beliau menanti shalat Isya'.
  13. Rasul berbuka tidak seperti kita berbuka; kurma, kolak, bakwan, dan teh manis. Setelah Maghrib, kita santap nasi dengan berbagai lauk pauknya.
  14. Seringkali kita jadikan antara Maghrib dan Shubuh sebagai ajang makan/minum semata. Jelas ini tidak sesuai Sunnah Rasul.
  15. Cara berbuka Rasul mensunnahkan kita untuk “memelihara” suasana lapar siang hari karena puasa pada malam hari.
  16. Islam agama yang tidak merusak apalagi membinasakan human being kita, Islam agama mudah dan memudahkan.
  17. Sunnah berlapar-lapar pada malam hari dibarengi kehalalan makan minum (seperlunya) agar kita tetap sehat dan kuat ibadah.
  18. Ingat visi ‪#Ramadhan‬: persedikit makan dan perbanyak ibadah. Setuju?
  19. Misi ketiga; qiyamullail. QL adalah rangkaian shalat sunnah 2 rakaat demi 2 rakaat antara Isya' dan Shubuh dengan sekali witir.
  20. QL yang benar tidak dilihat dari jumlah rakaat 8 atau 20, tetapi seberapa lama qiyam, ruku, dan sujud serta kekhusyuannya.
  21. Seluruh hadist tentang QL Rasulullah hanya menjelaskan bahwa QL beliau itu berlama-lama saat qiyam, ruku', dan sujud serta betapa khusyu’.
  22. Jumlah rakaat berapapun bukan masalah penting, yang penting adalah sifat QL Rasulullah bisa kita laksanakan; lama dan khusyu. Mau?
  23. Berlebihan dan berkenyang-kenyangan saat berbuka puasa sangat mengganggu kekhusyu’an dan kesanggupan berlama-lama qiyamullail.
  24. Pilihan QL sangat banyak, silakan maksimalkan di rentang 9 jam antara Isya'-Shubuh di setiap malamnya.
  25. QL bisa di awal, tengah atau akhir malam, boleh berjamaah atau munfarid, yang penting sekali witir sebelum tidur atau menjelang Shubuh.
  26. Pastikan setiap malam Ramadhan kita berqiyamullail karena QL adalah kembaran puasa. Puasa di siang dan QL malam harinya. Selamat mencoba!
  27. Misi keempat; tilawatul Qur'an. Ramadhan bulan Qur'an! Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersama Jibril as selalu menkhatam Qur'an berkali-kali setiap Ramadhan.
  28. Yang penting baca! Belum lancar baca Qur'an segera belajar sekarang juga! Yang sudah lancar, maka perbanyaklah bacaannya min 1juz/hari.
  29. Jangan tergoda dengan; “ah yang penting faham bukan baca Qur'an!” Ketahuilah! Baca adalah tuntutan dan faham adalah tuntutan yang lain.
  30. Jadikanlah hari-hari dan malam-malam Ramadhan sebagai har dan malam yang disenandungkan Qur'an dengan ikhlas plus benar dan baik bacaannya.
  31. Sekali lagi membaca Qur'an ibadah dan memahaminya pun ibadah. Jangan salah satu mengabaikan yang lain, amalkan keduanya.
  32. Misi kelima: dzikir dan do’a. Dzikir adalah simbol dekatnya hamba kepad sang Kholiq. Do’a simbol “connecting” antara keduanya.
  33. Kedekatan harus mewujud sikap hamba selalu harap dan takut kepada Allah dan sifat Allah yang rahman terhadap hambanya, itulah hakekat dzikir.
  34. Keterhubungan adalah ketika hamba yang faqir selalu memohon kepada Allah yang maha kaya melalui do’a tulus nan ikhlas.
  35. Waktu do’a terbaik pada saat Ramadhan adalah saat jelang berbuka, tetapi sebagian kita saat tersebut justeru sibuk dengan hidangan berbuka!
  36. Berdo’alah untuk diri, pasangan, keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia di setiap jelang buka sepanjang bulan Ramadhan.
  37. Kerja keras, cerdas, dan ikhlas yang diawali perencanaan matang serta diikuti evaluasi akurat menjadi sempurna dengan do’a.
  38. Misi keenam; zakat, infaq, shadaqoh, dan waqaf. Semuanya simbol berbagi dengan sesama. Sejatinya Ramadhan adalah bulan peduli dan berbagi!
  39. Ramadhan tidak boleh menurunkan produktifitas! Ia mendongkraknya, Ramadhan yang bervisi-misi mmbuat siapapun hidup dengan efektifitas tinggi.
  40. Sepanjang Ramadhan acktivitas sekunder dan tersier pasti jarang dan sulit dilakukan karena fokus pada amaliyah Ramadhan. Kita jadi hemat!
  41. Hemat terhadap hal-hal sekunder dan tersier, sengaja makan sedikit, fokus ibadah menjadikan rekening masih penuh, dompetpun masih tebal.
  42. Maka shadaqoh dan wujud kepedulian serta kedermawanan lain menjadi mudah dibuktikan orang bervisi-misi Ramadhan yang benar sesuai sunnah Rasul.
  43. Misi ketujuh; perbanyak amal sholih dan ibadah sunnah lainnya. Yang dimaksud dengan ‘lainnya’ adalah selain ibadah pada misi 1 s.d 6.
  44. Tholabul ilmi dengan membaca buku islami, simak acara TV, radio, internet, dan social media yang berkonten islami, hadir di majelis ilmu.
  45. Memastikan kehadiran diri pada shalat berjamaah, berbakti kepada orang tua, jadi panitia Ramadhan dan amal shalih lainnya harus optimal.
  46. Misi kedelapan; meninggalkan hal-hal mubah yang tidak bermanfaat. Ramadhan saatnya kita serius, giat, sungguh-sungguhm dan unjuk prestasi! Bukan santai!
  47. Permainan monopoli, ular tangga, gaple, congklak, PS, petasan, dan ngabuburit jauh lebih dominan dibanding amaliah Ramadhan.
  48. Konten acara TV yang tidak berakhlaq penuh dengan lawak yang mengeksploitasi fisik bukan dialog cerdas menambah daftar ketidakbermanfaatan.
  49. Kerja produktif, unjuk prestasi, ulet, gigih, smart, sungguh-sungguh; memberi faidah kepad yang lain adalah keharusan sepanjang Ramadhan.
  50. Misi kesembilan; iktikaf. Definisinya adalah hadir di masjid dengan niat taqorrub dan ibadah kepada Allah SWT.
  51. Iktikaf harus di masjid jami’ yang buat Jumatan. Semakin besar maka semakin afdol. Makanya masjidil Haram Mekah paling afdol untuk beriktikaf.
  52. Iktikaf sangat terbatas pada ruang dan tidak terbatas pada waktu. Karena sunnah iktikaf sepanjang tahun, terutama Ramadhan.
  53. Sunnah iktikaf pada Ramadhan adalah di setiap harinya. Tetapi yang paling afdol adalah di 10 hari terakhir siang dan malamnya.
  54. Perempuan yang iktikaf harus memperhatikan hal-hal berikut seperti suci, di masjid yang ada fasilitas iktikaf untuk muslimah dan tidak meninggalkan kewajiban utama.
  55. Di tengah kesibukan beraktifitas sempatkan sesering mungkin hadir di masjid meskipun sering keluar masuk yang penting jaga niat.
  56. Dengan iktikaf, jadikanlah masjid sebagai tempat favorit untuk dikunjungi dan berbuatlah yang sesuai dengan kesucian masjid bila berada di dalamnya.
  57. Misi ke-10; mencari Lailatul Qodar (LQ). Bila kita pada LQ terjaga dan melaksanakan ibadah, maka berpahala setara dengan ibadah siang malam selama 1000 bulan.
  58. Kapankah LQ itu? LQ diperkirakan di malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan. Propabilitasnya malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
  59. Terdapat pula riwayat bahwa LQ itu malam-malam ganjil pada 5 hari terakhir Ramadhan, maka propabilitasnya malam 25, 27, dan 29.
  60. Bahkan beberapa sahabat, seperti Ubay bin Ka’ab, meyakini; “sepertinya” LQ itu malam 27 setiap Ramadhan.
  61. Bagi yang amat sibuk carilah LQ pada 3 malam ganjil terakhir (25, 27, dan 29) dan bagi muslim “seperlunya” pastikan malam 27 mantengin nyari LQ.
  62. Urgensi LQ lebih pada dimensi waktu yaitu ‘lailat’ atau ’malam’. Berbeda dengan iktikaf yang lebih pada dimensi ruang (masjid).
  63. Berarti siapapun dan di manapun ia berada bisa mencari LQ pada waktu yang diperkirakan yaitu malam-malam ganjil di 10 malam terakhir.
  64. Bagaimana mencari LQ itu? Gampang banget! Cuma terjaga sepanjang malam yang diperkirakan s.d fajar sambil terus beribadah apa saja yang bisa dan mungkin.
  65. Bagi yang mau mengoreksi, menambahkan atau istifsar (bertanya lebih lanjut) sangat dipersilakan dan mohon maaf bila terdapat hal yang tidak berkenan.