“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
― Pramoedya Ananta Toer
Ya, benarlah apa yang disampaikan oleh Pramoedya Ananta Toer. Manusia hidup di dunia ini hanya sementara, maka legacy atau karya apa yang telah kita siapkan untuk dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kehidupan yang akan datang. Jika kita tidak menulis, maka jejak-jejak perjalanan kita akan hilang bigitu saja karena menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Islam pun menjelaskan kepada kita bahwa setidaknya ada tiga hal yang kelak ketika kita telah meninggal dunia yang amalnya masih tetap akan mengalir kepada kita. Seperti diriwayatkan oleh Abu Hurayrah, bahwa Rasulullah bersabda, ‘Jika manusia mati maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya’ (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam hal ini, tulisan maupun karya yang kita buat diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan yang lebih besar, lebih luas, dan lebih optimal lagi ketika kita mendokumentasikannya dalam sebuah tulisan. Jadi, ilmu pengetahuan yang kita peroleh dapat kita lipatgandakan jangkauan dan 'masa berlaku'nya sehingga semakin banyak yang memeroleh manfaat dari buah tulisan kita.
Ayo menulis dan ukir keabadian mulai dengan goresan-goresan tinta emas kita!
Fachri Ya'qub
Depok, 3 April 2014 / 2 Jumadil Akhir 1435H
CATATAN: Dalam blog ini (per hari ini), jangan heran kalau ada tulisan-tulisan yang baru dimuat atau dipublikasikan padahal kejadiannya sudah lama sekali berlalu. Banyak tulisan dan catatan yang telah ditulis sebelumnya yang 'berserakan' mulai dari catatan kecil di buku dan berbagai notes di media sosial hingga yang (alhamdulillah) masih ada dalam ingatan. InsyaAllah, tulisan-tulisan yang pernah dibuat sebelumnya akan dikumpulkan dan dimigrasikan ke dalam blog ini.