Sahabat,
Masih ingatkah engkau di kala masih berada dalam kandungan Ibumu?
Pasti engkau akan menjawab, aku tidak ingat apa-apa tentang hal itu.
Masih ingatkah engkau ketika terlahir pertama kali ke dunia ini?
Beberapa menjawab, aku tidak mengingatnya. Tapi mungkin di kala itu, aku hanya bisa menangis, menangis, dan menangis.
Masih ingatkah engkau kala memasuki usia balita? Apa yang telah engkau lakukan dan alami kala itu?
Sebagian dari mu menjawab, aku tidak mengingat secara pasti apa yang telah terjadi padaku di kala aku masih balita.
Masih ingatkah engkau di kala memasuki taman kanak-kanak?
Iya, aku ingat, tapi hanya sebagian kecil yang ku ingat.
Masih ingatkah engkau ketika mulai menapaki pendidikan sekolah dasar? Apa yang kau lakukan kala itu?
Sebagian menjawab, aku lupa akan kenangan kala itu.
Lalu, ingatkah engkau kejadian demi kejadian di kala menginjak SMP dan SMA?
Ya, aku mulai mengingat kejadian demi kejadian. Namun, aku lupa dan tidak pasti mengingatnya.
Lalu, bagaimana dengan sekarang. Ingatkah apa yang telah engkau lakukan tahun lalu, bulan lalu, minggu lalu, kemarin?
Iya aku lebih ingat kenangan di beberapa tahun terakhir ini. Namun, aku tidak dapat mengingat seluruhnya secara pasti.
Lalu ingatkah siapa orang-orang di balik itu semua?
Pasti engkau akan menyebutkan banyak sekali orang-orang yang ada di sekitar mu.
Sahabat,
Bagaimana dengan ibu dan ayahmu?
Seberapa ingatkah engkau dengan mereka?
Benar-benar ingatkah engau dengan apa yang telah beliau berikan kepadamu!
Ingatkah siapa yang membawamu selama sembilan bulan lamanya ke manapun ia pergi?
Ingatkah siapa yang melahirkanmu ke dunia ini?
Ingatkah siapa yang mengajarimu makan dan minum?
Ingatkah siapa yang membantumu belajar berjalan dan berujar?
Ingatkah siapa yang mendidikmu hingga engkau seperti sekarang ini?
Ingatkah siapa yang bekerja keras siang malam memberikan perantara rezeki-Nya kepadamu?
Ingatkah engkau siapa yang telah membesarkanmu hingga kamu dapat menjadi orang seperti sekarang ini?
Coba engkau renungkan dan pikirkan sejenak!
Yaa,
Ya, Ibu.. Ibu.. Ibu.. dan ayahmu lah yang berada di balik semuanya.
Namun, seberapa pedulikah engkau dengan mereka?
Ingatkah engkau dengan kondisi mereka?
Apa yang telah engkau berikan kepada mereka?
Bukankah kita seringkali menolak ajakan mereka?
Bukankah kita sering membuat kesal mereka?
Seberapa seringkah kita membentak mereka?
Seberapa seringkah kita enggan melakukan apa yang mereka suruh?
Seberapa seringkah kita melalaikan amanah beliau?
Sahabat,
Ingatlah, kasih sayang yang mereka berikan tidak akan putus hingga kapanpun, tidak akan berakhir meskipun terpisahkan oleh dimensi yang berbeda. Tidak akan surut meskipun berada di tempat yang berbeda. Karena kasih sayang beliau merupakan perantara kasih sayang Sang Maha Pencipta yang tidak akan padam hingga kapan pun.
Namun, kembali..
Bagaimanakah kasih sayang kita kepada beliau?
Apa yang telah kita berikan kepada beliau?
Apa yang telah kita lakukan untuk beliau?
Sudahkah kita membahagiakan beliau?
Sudahkah kita berbakti kepada beliau?
Sudahkah kita selalu mendoakan beliau di sepanjang waktu?
Sahabat,
Ingatlah bahwa tanpa kehadiran beliau, kita tidak akan ada.
Tanpa kehadiran beliau, kita tidak akan ada di sini.
Tidak dapat merasakan nikmatnya mengenyam pendidikan, bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya.
Namun, kita sering melupakan apa yang telah mereka berikan kepada kita dengan tulus dan ikhlas tanpa meminta imbalan apapun.
Sahabat,
Jangan sampai semuanya terlambat.
Jangan sampai waktu yang akhirnya memaksa kita untuk tidak lagi bertemu dengan mereka lagi.
Jangan sampai dimensi yang akhirnya memaksa kita berpisah dengan mereka.
Jangan sampai kendala jarak dan tempat membuat kita terlena dan melupakan mereka.
Jangan sampai semuanya membuat kita melupakan semua hal yang telah mereka korbankan dan berikan kepada kita.
Sahabat,
Jangan sampai semuanya terlambat.. Lakukan apa yang bisa engkau lakukan untuk dapat membahagiakan kedua orang tuamu.
Lakukan yang terbaik kepada beliau.
Bukankah ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala, berasal dari keridhoan kedua orang tua kita pula?
Sahabat,
Lakukan hal terbaik yang dapat engkau lakukan untuk mereka.
Jangan sampai engkau menyesali apa yang seharusnya dapat engkau lakukan.
Karena kita tidak tahu, akankah nanti, besok, lusa, minggu depan, tahun depan.
Kita masih dapat melihat mereka.
Masih dapat bertemu dengan mereka.
Dapat melihat senyum mereka.
Dapat memeluk mereka.
Dapat bercanda-tawa dengan mereka.
Karena sesungguhnya, mudahlah bagi-Nya untuk mengambil kembali apa yang telah dititipkan kepadamu.
Jadi, jangan sampai semuanya terlambat, kawan.
Minta maaflah atas segala kesalahan yang telah kita perbuat baik yang tidak sengaja maupun yang kita sengaja.
Dan semoga kelak, kita dapat dipertemukan kembali dengan beliau, dengan keluarga kita, dengan orang-orang shalih dan shalihah, dapat berkumpul kembali dalam keagungan dan kebesaran surga-Nya.
Berkumpul pula bersama junjungan kita, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhirnya pula,
dapat bertemu dengan Sang Khaliq.
Semoga menapaki sisa jalan kehidupan dunia yang sementara ini, kita kembali menjadi pribadi yang bersih, pribadi yang jujur, pribadi yang berbakti kepada kedua orang tua kita. Menjadi putra-putri yang dapat membanggakan kedua orang tua kita serta menjadi putra-putri yang shaleh dan shalehah.
Amin, amin.. Yaa, Rabbal 'alamin..