Belajarlah kemuliaan dari siapa saja yang dapat diteladani, tak hanya dari para nabi dan manusia-manusia suci (auliya'), tetapi kita juga dapat belajar banyak hal dari kemuliaan para malaikat-malaikat yang suci.
Belajarlah dari Malaikat Pendistribusi Rezeki, Miikail (as) bahwa yang utama bukan apa-apa yang kita tumpuk dan simpan melainkan seberapa banyak yang bisa kita bagi-bagikan dari curahan rezeki-Nya kepada yang membutuhkan dengan ikhlas dan bijaksana.
Belajarlah dari Malaikat Penyebar Wahyu dan Ilmu Pengetahuan, Jibril (as) bahwa yang utama bukanlah apa-apa yang kita ketahui dan pelajari malainkan seberapa banyak yang telah kita sebarkan tentang pengetahuan- pengetahuan ruhaniyyah itu dengan jujur, santun, dan (dengan) bahasa sederhana demi kesejahteraan dan kebahagiaan lahir-batin banyak manusia.
Belajarlah dari Malaikat Peniup Sangkakala, Israafil "Yang Membakar" (as) bahwa yang utama bukanlah tugas dan tanggung jawab atas apa yang dipercayakan Sang Pencipta kepada kita melainkan sudahkah kita melaksanakan dan memenuhi itu semua dengan sebaik-baiknya.
Belajarlah dari Malaikat Kepala Penjaga Neraka, Maalik (as) bahwa yang utama bukan kapan dan dosa-dosa apa yang manusia perbuat melainkan sudahkah bertobat atas segala dosa karena segala sesuatunya kelak akan dimintai pertanggung-jawaban.
Belajarlah dari Malaikat Kepala Penjaga Surga, Ridhwan (as) bahwa yang utama bukanlah seberapa banyak amalan manusia melainkan seberapa ikhlas-kah manusia beramal karena amal yang ternodai oleh riya' dan ujub tertolak kembali ke dunia. Dan, hanya amal-amalan yang sepenuhnya ikhlas diamalkannya yang diridhoi-Nya, terangkat, dan kelak akan menerima balasannya.
Belajarlah dari Malaikat Pencabut Nyawa, 'Izraail (as) bahwa yang utama bukanlah oleh apa dan bagaimana kita akan mati malainkan sudahkah kondisi jiwa kita muthma'innah (tentram), radhiyyah (ridho), dan mardhiyyah (diridhoi Allah) jika sudah maka kapan, di mana, dan dalam kondisi apa kita dimatikan bukan lagi menjadi masalah yang menghantui, mengelisahkan, dan mengerdilkan jiwa.
Salam sejahtera atas malaikat-malaikat yang membimbing orang-orang yang beriman.
*Disarikan dari Catatan Harian Membuka Hati
Mas Yos Wiyoso Hadi, Pegawai Negeri di Ditjen Pajak, Depkeu RI